Sukses

Donald Trump Kebiri Anggaran Deplu, Para Pensiunan Jenderal Geram

Donald Trump berencana mengurangi dana Deplu AS terutama untuk sektor pencegahan konflik dan diplomasi. Pensiunan jenderal kirim petisi.

Liputan6.com, Washington, DC - Dalam 100 hari pemerintahannya, Presiden Donald Trump kembali membuat sepak terjang kontroversial. Kali ini, miliarder nyentrik itu berencana mengurangi anggaran di State Department atau Departemen Luar Negeri AS. Dana yang dikebiri di antaranya untuk perkembangan pencegahan konflik serta diplomasi.

Mendengar rencana itu, lebih dari 120 pensiunan jenderal dan laksamana serta mantan diplomat tak kuasa menahan diri. Mereka membuat petisi yang meminta Trump untuk membatalkan rencana itu.

Purnawirawan Jenderal David Petraeus, mantan direktur CIA dan purnawirawan Laksamana James Stavridis, mantan komandan NATO adalah dua di antara para pensiunan bintang dua dan tiga yang meminta dana deplu untuk tidak dikebiri.

"Anggaran Deplu sangat penting untuk membuat Amerika aman," tulis petisi itu seperti dikutip dari CNN, Selasa (28/2/2017).

Mereka mengirim surat petisi itu kepada para pemimpin Kongres, dua anggota kabinet dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

Rencana anggaran Donald Trump yang pertama kalinya ini berupa meningkatkan belanja militer sekitar US$ 54 miliar. Namun, angka itu membuat sejumlah pos penting dikurangi. Pengurangan paling besar akan dirasakan bagi Enviromental Protection Agency (EPA) dan Deplu AS.

"Anggaran Deplu, USAID, Millennium Challenge Corporation, Peace Corps dan departemen-departemen yang berkaitan dengan pencegahan konflik akan dikebiri. Itu membuat para prajurit kita terancam," tulis petisi para jenderal itu.

Lantas para purnawirawan itu mengutip pernyataan Menteri Pertahanan James Mattis pada 2013 saat menjadi komandan US Central Command. "Jika Anda tidak memenuhi dana di Departemen Luar Negeri, maka saya butuh lebih banyak amunisi."

"Kami tahu dengan seragam dan pelayanan kami, menangani krisis keamanan tidak hanya dukungan militer semata, dari mulai melawan ISIS di Timur Tengah hingga mencegah pandemik Ebola di Afrika Timur. Itu yang kami dan prajurit kami lakukan," lanjut pernyatan para pensiunan jenderal.

Sementara itu, proposal Donand Trump menyebut bantuan asing akan meningkat 1 persen dari dana federal dan bagi para ahli militer serta ahli luar negeri kenaikan angka itu merupakan investasi baik bagi kepentingan keamanan nasional AS.

Bagaimanapun proposal itu akan diserahkan kepada Kongres. Sementara Kongres tidak harus mengikuti rencana anggaran yang diajukan oleh Trump. Dalam beberapa minggu ke depan, panitia anggaran akan memanggil para kabinet ke Capitol Hill untuk menjelaskan proposal itu.

Para pensiunan jenderal AS jarang sekali bersuara dan intervensi terhadap pemerintah. Baru kali ini di pemerintahan Trump. Mereka bahkan berencana datang ke rapat dengar pendapat dan akan berargumentasi mengenai pemotongan yang dramatis yang dilakukan oleh Donald Trump itu. 

Petisi itu diorganisasi oleh Global Leadership Coalition, yang menjadi tulang punggung investasi dalam pembangunan pertahanan dan diplomasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.