Sukses

Kesaksian Korban Sekte Sesat soal Racun Pembunuh Kim Jong-nam

Liputan6.com, Tokyo - Polisi Malaysia mengungkap bahwa zat yang digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin tertinggi Korea Utara, adalah VX. Hanya berselang 15-20 menit setelah diusapkan racun tersebut, nyawa Kim tak tertolong.

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), VX nerve agent--perusak sistem saraf, pertama kali dikembangkan di Inggris pada 1950-an sebagai senjata kimia mematikan.

Dari semua zat perusak sistem saraf, selain Sarin, racun VX merupakan salah satu yang paling mematikan. 

Tak hanya digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam dan diduga digunakan sebagai senjata kimia selama perang Iran-Irak pada 1980-an, sebuah sekte sesat di Jepang juga pernah menggunakan zat tersebut.

Sekte tersebut, Aum Shinrikyo, namanya mendadak dikenal oleh dunia setelah melakukan serangan gas sarin di stasiun kereta bawah tanah Kasumigaseki, Tokyo, Jepang pada 20 Maret 1995.

Kebanyakan korban yang menghirup racun sarin menderita sesak napas dan sulit melihat. Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 5.000 lainnya dirawat di rumah sakit.

Beberapa bulan sebelum melancarkan aksi itu, sekte Aum Shinrikyo menggunakan VX kepada tiga korbannya. Peristiwa itu menewaskan salah seorang korban yang diyakini merupakan informan polisi, setelah menderita koma selama 10 hari.

Kebanyakan korban yang menghirup racun sarin menderita sesak nafas dan sulit melihat. 12 Orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya dirawat.

Dalam persidangan, anggota sekte mengatakan, mereka berlatih menggunakan jarum suntik untuk menyemprot bahan kimia yang mematikan ke leher korban.

Salah seorang korban yang diserang sekte tersebut adalah Hiroyuki Nagaoka. Kepada televisi NHK Jepang, berita pembunuhan Kim Jong-nam mengingatkan akan pengalamannya sendiri.

Kala itu, ia sedang berjalan di trotoar kawasan Tokyo pada Januari 1995. Saat itu, seorang anggota sekte menyemprotkan VX ke bagian belakang lehernya. Namun nyawanya dapat terselamatkan karena sebagian besar zat berbahaya itu terhalang kerah jaketnya.

"Aku tak tahu apa yang terjadi waktu itu," ujar Nagaoka. Dikutip dari 680news.com, Senin (27/2/2017), ia diserang karena menjadi penentang paling vokal dari sekte tersebut.

Setibanya di rumah sekitar setengah jam kemudian, ia baru menyadari bahwa ada hal aneh dalam dirinya. Ia merasakan segala sesuatunya mulai gelap, panas di dalam tubuhnya, dan ia pun memutuskan untuk melepas pakaiannya.

Istrinya kemudian menemukan Nagaoka dalam posisi merangkak, menggaruk leher dan dadanya, lalu berguling menggunakan punggung, dan pada akhirnya kehilangan kesadaran.

Rekaman saat Kim Jong-nam berada di KLIA2, Malaysia. (Video Grab)

Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit dan tak sadarkan diri selama beberapa hari.

Menurut dokumen pengadilan, dua kimiawan terlatih telah bergabung dalam sekte tersebut. Mereka mengembangkan zat VX di laboratorium pada musim panas 1994.

Awalnya mereka ingin memproduksi 1 kilogram VX, tapi hanya berhasil membuat sekitar 70 gram. Mereka juga telah memiliki penangkalnya. Tapi tidak jelas apakah salah satu anggota sekte itu jatuh sakit akibat paparan VX.

Lebih dari 20 tahun setelah diserang menggunakan VX, Nagaoka masih merasakan mati rasa di sebelah kanan badannya. Ia pun menggunakan selang oksigen yang dimasukkan ke dalam lubang hidung untuk membantunya bernapas.

Nagaoka mengatakan, ketika ia melihat video gelagat Kim Jong Nam di bandara, ia telah mengira bahwa itu merupakan racun VX.

Ia juga mengatakan, saat itu Kim kemungkinan telah mengeluarkan banyak berkeringat sama sepertinya. Ia pun menunjuk bagian yang basah di baju Kim saat ia telah duduk di kursi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini