Sukses

Tak Kebagian Bangku, Maskapai Ini Diduga Angkut Penumpang Berdiri

Liputan6.com, Karachi - Sebuah penyelidikan sedang dilangsungkan atas adanya laporan bahwa beberapa penumpang Pakistan International Airlines (PAI) terpaksa berdiri di lorong pesawat karena tidak kebagian bangku.

Menurut laporan surat kabar Pakistan, Dawn, sejumlah penumpang dengan boarding pass yang ditulis dengan tangan, berebut mendapatkan kursi pesawat Boeing 777 itu. Burung besi yang lepas landas pada 20 Januari lalu tersebut, berangkat dari Karachi menuju Madinah, Arab Saudi.

Meski pesawat tersebut hanya diperbolehkan mengangkut 409 penumpang, namun menurut laporan terdapat 416 penumpang yang berada di dalam pesawat bernomor penerbangan PK743 tersebut.

Juru bicara PIA, Danyal Gilani, mengonfirmasi bahwa penyelidikan internal telah dilakukan atas laporan tersebut. "Tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang ditemukan bersalah," ujar Gilani seperti dikutip dari The Guardian, Senin (27/2/2017).

Namun ia menyebut bahwa laporan yang mengatakan bahwa sejumlah penumpang telah melakukan perjalanan sambil berdiri, sebagai sesuatu yang berlebihan dan tak berdasar.

"Tidak mungkin seseorang berpergian dalam kondisi seperti itu di dalam pesawat, terlepas dari durasi penerbangan," imbuh dia.

Sementara itu sistem komputer tak menyebut bahwa terdapat orang tambahan dalam daftar penumpang. Membawa penumpang tambahan dalam pesawat merupakan pelanggaran serius dalam peraturan keselamatan.

Kapten penerbangan PK743 Anwar Adil mengatakan kepada Dawn, ia hanya mengetahui tentang penumpang tambahan setelah pesawat lepas landas. Menurutnya pada saat itu sudah terlambat untuk kembali lagi ke Karachi karena akan membuang bahan bakar untuk mendarat dengan aman.

"Saya telah melakukan lepas landas dan awak kabin tak menyebut soal penumpang tambahan sebelum menutup pintu pesawat," kata Adil.

Maskapai nasional itu pernah menjadi simbol kecakapan Pakistan dalam bidang teknik dan penerbangan. Namun PAI telah menderita utang besar, penuaan armada, dan serangkaian skandal korupsi.

PIA yang telah mengalami kerugian hingga US$ 3 miliar, telah berada di pusat konflik politik selama bertahun-tahun.

Makanan berjamur dan in-flight entertainment yang tak berfungsi telah menjadi laporan umum. Pada 2013, seorang pilot PIA ditangkap di Leeds karena mencoba menerbangkan pesawat berawak lebih dari 150 penumpang di bawah pengaruh alkohol.

Desember lalu, sebuah pesawat PIA jatuh di dekat Abbottabad dan menewaskan 48 orang penumpangnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini