Sukses

Donald Trump Absen Makan Malam Koresponden Gedung Putih, Kenapa?

Pernyataan itu diumumkan Donald Trump sehari setelah Gedung Putih melarang media-media besar ikut dalam konferensi pers.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan dia tidak akan menghadiri White House Correspondents' Association atau makan malam bersama wartawan dan koresponden di Gedung Putih. Acara itu digelar pada 29 April mendatang.

Makan malam penuh semarak yang dihadir para selebritas, wartawan dan politisi, biasanya dihadiri oleh Presiden AS.

Namun, Trump mengatakan ia tak akan hadir. Pernyataan itu diumumkan sehari setelah Gedung Putih melarang media-media besar ikut dalam konferensi pers.

Dikutip dari BBC, Minggu (26/2/2017), Trump kerap kali menyebut media-media besar itu membuat berita palsu.

Pengumuman absennya Trump ia lakukan di Twitter.

"Saya tidak akan hadir dalam White House Correspondents' Association Dinner tahun ini. Semoga semua orang baik-baik saja, dan selamat malam."

Sejumlah media juga mengaku tak akan hadir dalam acara itu, di antaranya Bloomberg dan majalah New Yorker.

Dalam sejarahnya, menurut New York Times, presiden AS menghadiri acara makan malam itu semenjak 1924.

Secara tradisional, mereka membuat pidato yang menyejukkan. Presiden AS ke-44 Barack Obama 8 kali menghadiri acara itu.

Pada 2011, Obama membuat lelucon, kalau Trump jadi presiden AS, ia akan membuat Gedung Putih semacam kasino. Akibat pernyataan itu, Trump membuat pernyataan Obama tak lahir di AS.

Trump sendiri hadir dalam acara makan malam itu pada tahun lalu

Adapun penyelenggara White House Correspondents' Association tetap menggelar acara itu dalam rangka mempertahankan merayakan tradisi Amandemen Pertama yang merupakan peran penting dalam independensi media di republik yang sehat.

Pada Jumat lalu, media besar termasuk BBC, CNN, the New York Times, the Guardian, the Los Angeles Times, Buzzfeed, the Daily Mail dan Politico dilarang menghadiri informal konferensi pers yang digelar oleh juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer.

Menurut pemberitaan Washington Post, media Wall Street Journal yang hadir saat itu mengatakan bahwa mereka tak tahu menahu tentang pengecualian tersebut. "Saat tahu kami tidak bisa berpartisipasi, kami memutuskan untuk tak ikut dalam briefing tertutup lagi di masa depan."

Pelarangan masuk bagi media ini baru kali pertama dilakukan Gedung Putih. Hal itu menjadi penanda buruk bagi kebebasan pers.

Sejumlah jurnalis senior di Gedung Putih tak menduga bahwa pelarangan tersebut akan terjadi di era modern.

Perwakilan media di Gedung Putih umumnya terdiri dari satu televisi, satu radio dan satu media cetak, serta sejumlah reporter dari perwakilan kantor berita. Pada kasus ini, empat dari lima media televisi besar AS, yakni NBC, ABC, CBS dan Fox News diijinkan masuk, sementara hanya CNN yang diblokir.

New York Times juga diblokir namun media sayap kanan seperti Breitbart News, The Washington Times dan One America News Network diijinkan masuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.