Sukses

Jerman Memata-matai Wartawan Asing, Termasuk Indonesia?

Kritikus melihat aksi mata-mata Jerman terhadap wartawan asing sebagai pelanggaran besar-besaran dari kebebasan pers.

Liputan6.com, Berlin - Badan intelijen Jerman, Bundesnachrichtendienst, yang juga dikenal dengan BND, dilaporkan memata-matai wartawan asing dari seluruh dunia. Pemberitaan tersebut dimuat di media terkemuka negara tersebut pada Jumat 24 Februari 2017 waktu setempat.

Dilansir dari laporan yang dimuat majalah Jerman Der Spiegel dan dikutip Minggu (26/2/2017), disebutkan bahwa terhitung mulai 1999 BND mengakses setidaknya 50 sambungan telepon milik wartawan atau organisasi media.

Laporan eksklusif Der Spiegel itu menyatakan bahwa sasaran agen-agen rahasia pemerintah Jerman di antaranya adalah wartawan BBC, kantor berita Reuters, dan koran New York Times yang bekerja di Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria.

Kritikus melihat hal itu sebagai pelanggaran besar-besaran dari kebebasan pers.

Dalam laporan Der Spiegel yang juga dikutip dari The Independent, agen-agen BND disebutkan pula memata-matai redaksi BBC World Service di London. Kendati demikian BND menolak berkomentar ketika diminta keterangan oleh majalan Jerman tersebut.

Majalah terkemuka Jerman itu melaporkan temuan tersebut, setelah memperoleh dokumen BND yang di dalamnya terdapat alamat email, nomor faks dan nomor telepon para jurnalis.

Dokumen tersebut dilaporkan memuat puluhan jurnalis BBC yang dimonitor melalui sejumlah organisasi di London dan Afghanistan. Daftar itu juga menunjukkan nomor telepon New York Times di Afghanistan.

Sejumlah nomor ponsel dan telepon satelit untuk kantor berita Reuters di Afghanistan, Pakistan dan Nigeria juga tercantum di situ. Spiegel juga mengungkapkan bahwa wartawan dari Kuwait, Lebanon, India, Nepal, Indonesia dan Zimbabwe juga menjadi sasaran.

Tanggapan BBC

Mengetahui wartawan dan salah satu kantor mereka disadap, pihak BBC pun mengaku amat kecewa.

"Kami kecewa mendengar berita ini. Misi BBC adalah melaporkan berita akurat dan informasi pada warga dunia. Jurnalis kami harusnya bisa bekerja dengan bebas dan aman, dengan perlindungan penuh terhadap narasumber mereka. Kami mendesak semua pemerintah menghormati kebebasan pers," kata juru bicara BBC.

BBC mengatakan belum mendapatkan tanggapan dari BND terkait dugaan tersebut. Cabang Reporters Without Borders di Jerman mengatakan kepada Der Spiegel, dugaan pengawasan itu merupakan serangan atas kebebasan pers dan dimensi baru pelanggaran konstitusional.

Sejauh ini BND menolak menanggapi laporan aksi mata-mata yang diungkap oleh majalan Jerman Der Spiegel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.