Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

PNS di Kota Ini Boleh Berhubungan Seks Saat Jam Kerja

Ide unik Muskos ini merupakan contoh terbaru mendorong ditingkatkannya hubungan seks di Swedia, agar angka kelahiran bertambah.

Liputan6.com, Ovortornea - "Ini hanya tiga huruf kecil, sex," kata Per-Erik Muskos dengan nada riang, menepiskan tudingan bahwa ia berusaha ikut campur dalam kehidupan pribadi orang.

Dalam bahasa Indonesia, menjadi empat huruf: seks.

Muskos, adalah anggota dewan kota di Overtornea, sebuah kota kecil Swedia. Ia menjadi berita utama pekan ini setelah mengusulkan agar pegawai pemerintah diperbolehkan istirahat pada hari kerja untuk berhubungan seks.

"Kita perlu saling perhatian satu sama lain. Jika hal itu dapat membuat hubungan (pasangan) lebih baik, langkah itu sangat bermanfaat," katanya seperti dikutip dari BBC, Minggu (26/2/2017).

Ide unik Muskos ini merupakan contoh terbaru dari langkah pejabat yang mendorong ditingkatkannya hubungan seks. Di beberapa negara, hal itu terkait rendahnya tingkat kelahiran.

Muskos yakin usulannya akan disetujui saat diajukan ke sesama anggota dewan dalam beberapa bulan mendatang. Di balai kota itu, sekarang ini 550 pekerjanya sudah mendapatkan fasilitas satu jam seminggu di waktu kerja untuk melakukan latihan kebugaran atau kegiatan sejenis.

Jika usul terbaru ini disetujui, para pegawai akan diperbolehkan pulang selama beberapa saat di jam kerja, untuk menikmati waktu yang sangat pribadi dengan pasangan mereka di rumah -atau di tempat lain.

Menarik Perhatian Kaum Muda

Muskos mengatakan memang ada sejumlah penentangan dengan usulannya itu. Kendati demikian ia tak putus asa.

"Orang-orang berpandangan, kita tidak harus turut campur tentang hal itu, mereka menganggap orang-orang akan dapat memperbaiki sendiri (jika ada masalah dalam hubungan," kata dia.

Kota Overtornea berada di Swedia utara, di perbatasan dengan Finlandia, dan kota-kota seperti ini berada di garis depan menurunnya tingkat kelahiran di Swedia.

Populasi kota itu yang sekitar 4.500 orang terus menurun, sedangkan usia rata-rata meningkat. "Banyak anak muda meninggalkan kota pada hari ketika mereka menyelesaikan sekolah," kata Muskos.

Tapi usulannya tidak hanya meningkatkan 'pembuatan' bayi, namun tentang meningkatkan kualitas kehidupan orang - terutama perempuan.

"Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan orang," katanya. "Ketika Anda berada di rumah Anda memiliki media sosial, Anda harus mengantar anak-anak Anda untuk sepak bola dan hoki es, Anda tidak punya waktu untuk saling mengurus satu sama lain dan menghabiskan waktu bersama-sama tanpa anak-anak."

Ia percaya usul ini dapat mengatasi persoalan ini dan membuat kota mereka jadi tempat yang lebih menarik untuk tinggal.

"Jika kehidupan di sini lebih baik maka orang-orang muda mungkin tinggal," tukas Mukos.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini