Sukses

5 Fakta Hebat Bumi yang Jarang Disadari Manusia

Liputan6.com, Jakarta - Bumi adalah planet ketiga dari Matahari, yang terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu.

Hingga saat ini, sepengetahuan kita, planet ini masih menjadi satu-satunya yang menopang kehidupan.

Ada jutaan makhluk hidup yang tinggal di Bumi, termasuk manusia -- yang kecerdasannya ikut andil mengubah dunia.

Meski nyaris seumur hidup tinggal di planet ini, ada banyak hal yang belum kita ketahui tentang Bumi.

Dikutip dari situs mentalfloss.com pada Kamis (23/2/2017), berikut ini adalah 5 fakta hebat tentang Bumi yang jarang disadari:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Bumi adalah Dinamo Raksasa

Inti Bumi. (Science Photo Library)

Inti Bumi terdiri dari gumpalan padat nikel dan zat besi yang berputar dalam lautan lelehan besi dan nikel. Rotasi itu berfungsi sama seperti memutar generator tangan, yaitu agar memberi medan magnetik kuat untuk Bumi.

Medan magnetik itu bahkan menjangkau hingag 50 ribu kilometer jauhnya ke angkasa. Medan magnetik itu penting bagi kehidupan di Bumi karena ia berfungsi menyelimuti Bumi dari paparan kuat radiasi matahari.

Radiasi itu menyebabkan kanker dan beberapa kondisi lain yang berbahaya. Kekuatan radiasi itu dapat mendorong atmosfer kita ke angkasa seperti yang telah terjadi pada Merkurius dan, dalam kadar yang lebih ringan, di Mars.

Di Bumi, kebanyakan partikel bermuatan ditepis secara tidak berbahaya dan malah menyebabkan aurora yang cantik dilihat.

Tapi ada sisi buruknya, yaitu bahwa partikel apapun yang menghujam Bumi cenderung terjebak dalam medan magnetik itu dan tidak bisa keluar.

Namun, Sabuk Radiasi Van Allen dapat membahayakan para astronot yang pergi meninggalkan orbit rendah Bumi.

3 dari 6 halaman

2. Planet Paling Padat dalam Sistem Tata Surya

Matahari menyumbang hampir seluruh massa di Tata Surya  (NASA)

Planet Bumi memang bukan yang paling besar dalam sistem tata surya kita, tapi menjadi planet pejal terbesar, sekaligus paling padat.

Karenanya, sejauh ini, Bumi memiliki gravitasi terbesar permukaan dibandingkan semua benda angkasa dalam sistem tata surya kita. 

Alasan kepadatan itu adalah timbunan besar unsur-unsur berat dalam bahan pembentuk Bumi, misalnya timah dan uranium yang jauh lebih jarang ada di planet lain. Keberadaannya memberikan keuntungan besar bagi jumlah dan keragaman materi pembentuk Bumi.

Gravitasi yang besar juga menyebabkan manusia mengembangkankan refleks dan daya tahan yang diperlukan untuk menghadapi gravitasi tersebut, sehingga kita lebih tahan banding dibandingkan mahluk tulang lunak bertubuh lunglai -- seandainya kita berkembang dalam suasana gravitasi rendah.

Di sisi lain, gravitasi kuat di Bumi membuatnya menjadi tempat terburuk eksplorasi angkasa dalam sistem tata surya. Beban untuk melawan gravitasi Bumi setiap kali peluncuran wahana angkasa menjadi penghalang terbesar perjalanan antariksa.

Sebagai gambaran, seandainya gravitasi Bumi hanya sekuat gravitasi Bulan, maka pesawat jet biasa sudah cukup cepat untuk membawa kita ke orbit.

Dengan teknologi yang ada sekarang, manusia bisa menjelajah lebih banyak lagi dalam tata surya seandainya gravitasi kita lebih kecil. Tapi, manusia yang lunglai karena gravitasi rendah juga menjadi penghalang.

4 dari 6 halaman

3. Bulan yang Sangat Besar

Gerhana Bulan Penumbra pada 2013 (Chuck Manges)

Kebanyakan planet dalam tata surya memiliki bulan dan satelit bumi bukan yang terbesar.

Tapi, kalau melihat perbandingan dengan ukuran Bumi, maka Bulan kita sangat besar.

Kebanyakan ilmuwan menduga, bulan tidak terbentuk sendiri seperti bulan-bulan besar lainnya.

Bulan terbentuk dari lontaran puing dan partikel Bumi miliaran tahun lalu ketika ada tabrakan antara Bumi dengan planet lain.

Tabrakan dengan planet yang kira-kira seukuran Mars melelehkan Bumi karena panas akibat tabrakan, lalu bahan pembentuk bulan tercungkil lepas dari Bumi, menjauh sambil mendingin menjadi bola cadas. Penelitian teranyar mengungkapkan adanya lebih dari satu tabrakan yang menjadi penyebab terbentuknya bulan.

Ukuran dan jarak bulan merupakan kebetulan kosmik yang memungkinkan permukaan Bumi mengalami gerhana total, gerhana tahunan, dan gerhana sebagian yang semuanya bermanfaat bagi planet kita.

Jika bulan berukuran lebih kecil atau lebih jauh, kita tidak menyaksikan gerhana sama sekali.

Bulan juga menjadi perangkat penting bagi para ilmuwan untuk lebih mengerti komposisi Bumi. Bulan bermula dari bahan mentah yang sama, tapi tanpa medan magnetik. Bulan kemudian menjadi dingin, kegiatan geologisnya terhenti, dan angin matahari mengenyahkan atmosfer yang tadinya ada di sana.

Sekarang, permukaan bulan dipenuhi dengan bopeng-bopeng yang tidak dapat dihilangkan, seperti luka parut.

5 dari 6 halaman

4. Perapian Nuklir Raksasa

Ilustrasi lapisan inti Bumi. (Sumber: BBC)

Coba sekop ke banyak tempat di lempeng Bumi dan kemungkinan besar kita menggali sebagian unsur radioaktif. Kita menduga medan magnetik Bumi melindungi kita dari radiasi, tapi tidak melindungi dari apa yang ada di bawah kaki kita.

Kebanyakan radioisotop Bumi terletak dalam inti dan panas dari peluruhan radioaktif itulah yang terus melelehkan inti tersebut, menggeser lempeng tektonik, dan menjaga putaran dinamo planet Bumi.

Jika bukan karena radioisotop, inti Bumi akan menjadi dingin, medan magnetiknya menghilang, dan secara perlahan Bumi tidak bisa didiami lagi.

Tapi ada akibat lain dari semua unsur radioaktif tersebut. Di Oklo, Gabon, ditemukan suatu tambang uranium yang mengandung uranium-235 yang sangat sedikit dibandingkan isotop lainnya.

Uranium jenis tersebut dipakai dalam reaktor dan senjata nuklir. Kesimpulannya, cadangan uranium itu sudah dipakai selama jutaan tahun dalam reaktor nuklir alami yang ada jauh di dalam Bumi.

6 dari 6 halaman

5. Satu-Satunya Planet yang Menopang Kehidupan

Hari Bumi adalah sebuah gerakan untuk mengajak orang agar peduli terhadap bumi dan lingkungan hidup kita.

Walaupun ada banyak upaya untuk mencari planet-planet lain yang dapat dihuni, Bumi adalah satu-satunya tempat di semesta yang bisa dipastikan memiliki kehidupan.

Dengan adanya air, oksigen, dan sinar matahari, Bumi menjadi tempat tinggal banyak makhluk yang tak terhitung jumlahnya.

Tapi, dengan temuan teranyar air di Europe dan Callisto, yaitu dua bulan Jupiter, kita berharap suatu saat nanti menemukan planet lain yang mampu menyokong kehidupan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini