Sukses

Korut: Malaysia Bertanggung Jawab Atas Kematian Kim Jong-nam

Korut membantah mendalangi pembunuhan pria yang diduga Kim Jong-nam. Hingga saat ini Pyongyang belum memastikan identitas korban.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara (Korut) membantah keterlibatan agennya dalam pembunuhan Kim Jong-nam.

Sebaliknya negara yang dipimpin Kim Jong-un itu menyebut, penyidikan yang dilakukan Malaysia atas kasus tersebut penuh "lubang dan kontradiksi".

Tanggapan Korut datang sehari setelah kepolisian Malaysia mengumumkan, mereka tengah memburu dua warga Korea Utara. Masing-masing adalah sekretaris kedua di Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur yang diidentifikasi sebagai Hyon Kwang-song (44) dan seorang staf maskapai Air Koryo yang disebut bernama Kim Uk-il (37).

Negeri Jiran sejauh ini belum secara langsung menunjuk bahwa Korut mendalangi kematian putra sulung Kim Jong-il sekaligus kakak tiri Kim Jong-un tersebut. Namun perburuan kepolisian Malaysia mengarah pada sejumlah tersangka yang mayoritas berasal dari Korut.

Komite Hukum Korea, sebuah badan hukum yang berafiliasi dengan parlemen Korut mengatakan, penyidikan yang dilakukan Malaysia tidak adil dan dibayangi oleh Korea Selatan (Korsel)--Korsel sejak awal menuding Korut mendalangi plot pembunuhan Kim Jong-nam.

Hingga saat ini, Korut belum mengakui identitas pria yang tewas tersebut adalah Kim Jong-nam. Pyongyang hanya membenarkan bahwa yang bersangkutan merupakan warga Korut.

Korut menilai Korsel telah "memancing keributan" dan merancang agar Korut disalahkan dalam peristiwa kematian Kim Jong-nam.

"Tanggung jawab terbesar atas kematian warga Korut ada di tangan Malaysia," tulis kantor berita Korut, KCNA, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (23/2/2017).

Polisi Malaysia pada Rabu kemarin mengatakan bahwa dua perempuan yang diduga meracuni Kim Jong-nam dilatih untuk melapisi tangan mereka dengan bahan kimia beracun untuk kemudian menyekanya di wajah Kim Jong-nam.

Zat beracun itu sendiri belum diketahui jenisnya, namun disebut-sebut mematikan karena membunuh Kim Jong-nam dalam perjalanannya menuju rumah sakit.

Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar mengatakan bahwa perempuan yang masing-masing WNI, Siti Aisyah dan seorang lainnya berasal dari Vietnam, Doan Thi Huong itu tahu bahwa yang ada di tangan mereka adalah racun. Keduanya kini telah ditangkap.

Video yang beredar menunjukkan bahwa keduanya "menjaga hati-hati" tangan mereka setelah menyeka racun ke wajah Kim Jong-nam sebelum akhirnya pergi ke toilet untuk mencucinya.

Namun pihak Kedubes Korut di Kuala Lumpur tidak menghiraukan bukti tersebut dan menuntut agar kedua perempuan itu segera dibebaskan. Pihak kedutaan juga mempertanyakan bagaimana mungkin kedua perempuan itu dapat bertahan dengan kedua racun mematikan di tangan mereka.

Sementara itu, Khalid menjelaskan bahwa kedua perempuan tersebut telah melakukan latihan demi menjalankan serangan pembunuhan di dua mal di Kuala Lumpur.

"Kami sangat percaya bahwa itu adalah hal yang direncanakan dan mereka telah dilatih," kata Khalid.

Khalid tidak bisa mengonfirmasi apakah pemerintah Korut dalang di balik kematian Kim Jong-nam, namun ditegaskannya, "Yang jelas bahwa mereka yang terlibat adalah warga Korut".

Kim Jong-nam dikabarkan telah menghabiskan hidupnya selama 15 tahun terakhir di China dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Ia diyakini memiliki tiga anak dari dua perempuan dan hingga saat ini belum ada anggota keluarga yang datang untuk mengidentifikasi jasadnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.