Sukses

Lawan Sanksi Donald Trump, Venezuela Pasang Iklan di Koran AS

Dituduh terlibat kartel narkoba, Wapres Venezuela memasang iklan satu halaman penuh di New York Times.

Liputan6.com, New York - Beberapa waktu lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump, mengeluarkan dekrit yang isinya menjatuhkan sanksi kepada Wakil Presiden Venezuela, Tareck El Aissami.

El Aissami dijatuhkan sanksi oleh Kementerian Keuangan AS. Ia dituding terlibat jaringan perdagangan narkotika internasional.

Pengumuman yang dimuat di situs Kementerian Keuangan Venezuela, semakin mempertajam tensi dari dua negara ini. Selama beberapa tahun, negara yang dipimpin Nicolas Maduro ini merupakan pengkritik keras AS.

Merasa tak bersalah, El Aissami memasang iklan satu halaman penuh di New York Times mengklaim sanksi atas dirinya tak berdasar.

Tak hanya El Aissami, ia memposting sejumlah nama-nama petinggin Venezuela yang dituduh pemerintah Trump terlibat kartel narkoba dan mengatakan mereka tak memiliki hubungan dengan jaringan obat bius seperti dirinya. 

Dikutip dari Business Insider pada Kamis, (23/2/2017) El Aissami disebut kementerian keuangan AS adalah bagian dari jaringan militer dan pemerintah yang memberi fasilitas pengiriman narkotika melewati Venezuela ke AS, Eropa dan lainnya.

"Pertama, dalam kapasitas sebagai pejabat di Office of Foreign Asset Control, Anda telah ditipu oleh sektor politik, pelobi dan pemangku kepentingan di AS yang memiliki niat buruk untuk mencegah pemulihan hubungan politik Amerika Serikat dan Venezuela," tulis iklan El Aissami yang dialamatkan kepada Steven Mnuchin, menteri keuangan yang baru saja dilantik.

"Mereka tidak hanya kekurangan bahan untuk membuktikan tuduhan yang sangat serius terhadap saya, tetapi mereka juga telah membangun sebuah kasus palsu untuk mengkriminalisasi -- melalui diri saya -- Pemerintah Republik Bolivarian Venezuela, negara yang jelas melancarkan perang terhadap bisnis perdagangan narkoba transnasional."

El Aissami menambahkan, sebagai bukti negaranya melawan narkoba -- selama ia menjadi Menteri Dalam Negeri di bawah Presiden Hugo Chavez pada 2008-2012 -- di antaranya, sejumlah gembong narkoba telah diekstradisi ke AS dan Kolombia.

Dia juga mengutip peningkatan jumlah rata-rata tahunan kokain yang disita oleh pihak berwenang Venezuela antara tahun 2005 dan 2013 melebihi dari jumlah rata-rata tahunan dari enam tahun sebelumnya, ketika Enforcement Administration US Drug beroperasi di negara itu.

"Angka ini dengan sendirinya menunjukkan kurangnya komitmen dari DEA untuk memerangi perdagangan narkoba, dan memperlihatkan adanya hubungan agen AS dengan organisasi kriminal obat bius," tulis surat itu.

Aissami juga mengacu pada kebijakan Venezuela menembak jatuh pesawat narkoba yang diduga terdeteksi lebih dari wilayahnya turut andil mengurangi angka peredaran obat bius di negaranya. Ada 100 pesawat di tembak jatuh di bawah kebijakan ini, tulis iklan Aissami.

Aissami juga menolak tuduhan bahwa ia memiliki sejumlah aset dan perusahaan di AS. Dalam surat sanksi pemerintah Donald Trump menyebut akan membekukan perusahaan dan aset yang dimilikinya di Amerika Serikat.

"Saya tak punya aset apapun di AS untuk dibekukan, itu pertanda pemerintah AS tidak teliti atas latar belakang saya," lanjut surat itu. 

Menanggapi sanksi yang dilontarkan terhadap El Aissami, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan, "Mereka tidak menyerang Tareck, mereka menyerang sebuah negara, revolusi, dan saya sebagai tujuan akhir."

Hubungan Venezuela dan AS diprediksi memburuk selama kepemimpinan Donald Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.