Sukses

Mendunia, Mualaf Ini Dinobatkan Sebagai 'Mozart dari India'

Liputan6.com, Jakarta - Musisi India pemenang penghargaan Oscar, A.R. Rahman, mungkin paling terkenal berkat komposisi musik-nya untuk film 'Slumdog Millionaire' di tahun 2008. Tapi ia sebenarnya sudah terkenal di Negeri Bollywood dan merupakan diaspora India untuk lagu-lagu berbahasa Hindi dan Tamil ciptaannya.

Selama karirnya, ia telah berhasil berkolaborasi dengan sejumlah artis internasional termasuk Michael Jackson, Mick Jagger dan penyanyi Australia, Kylie Minogue.

A.R. Rahman berada di Australia sebagai bagian dari Festival TOPA Asia, dan Orkestra Simfoni Melbourne menampilkan beberapa hits terbesarnya pada 16 Februari. Konser ini akan dipimpin oleh konduktor asal Inggris, yang juga kawan lamanya, yakni Matt Dunkley -dengan A.R. Rahman sendiri tampil sebagai bintang tamu spesial.

"Ini sangat menarik, saya selalu punya kenangan menyenangkan saat berkunjung ke Australia, apakah itu Sydney atau Melbourne," tutur Rahman yang dikutip dari Australia Plus, Rabu (22/2/2017).

A.R. Rahman menulis musik untuk lagu Chiggy Wiggy yang ditampilkan oleh penyanyi Australia Kylie Minogue untuk film Bollywood berjudul 'Blue'. Ia juga berteman dengan sutradara film asal Australia, Baz Luhrmann.

Rahman terakhir tampil di Australia pada tahun 2010, setelah serangan terhadap mahasiswa India berlangsung di Melbourne.

Pada saat itu, ia mengatakan, dirinya tak pernah mempertimbangkan untuk tur Australia-nya terlepas dari apa yang telah terjadi. Konsernya gratis dan digelar di taman Parramatta Park di Sydney dengan lebih dari 60.000 orang penonton.

Rahman merasa bahwa masyarakat perlu diingatkan tentang cinta, dan musik adalah alat yang ampuh untuk melakukannya.

"Saya pikir, musik tak mengatakannya secara eksplisit tetapi Anda bisa merasakannya. Anda bisa merasakan empati, Anda bisa merasakan bahwa kita semua bersatu."

"Dari mana pun kita berasal, kita memiliki masalah yang sama, kita memiliki kebahagiaan yang sama. Ada begitu banyak kesamaan ... itu seperti Anda sangat perlu untuk menyegarkan pikiran dan musik adalah cara terbaik."

Di samping deretan keberhasilannya dalam karir yang membentang lebih dari dua dekade, A.R. Rahman menyebut, karyanya di film 'Slumdog Millionaire' adalah salah satu kolaborasi yang paling berkesan.

"Saya beruntung dengan apa yang saya lakukan di titik itu yang ternyata dibutuhkan kembali oleh dunia, Anda tahu beberapa orang ... berharap dan Slumdog Millionaire datang begitu saja. Itu juga karena saya bekerja sama dengan Danny Boyle ... ia orang yang sangat berorientasi musik dan kami terhubung dengan sangat baik. "

Rahman memenangi dua piala Oscar, dua penghargaan Grammy dan BAFTA untuk musiknya di Slumdog Millionaire.

Mozart dari India

A.R. Rahman telah menghasilkan sejumlah lagu dalam bahasa Inggris, Hindi, Tamil dan banyak bahasa India lainnya. Ia sepakat bahwa musik lebih kuat daripada bahasa.

Tapi ia juga mengatakan, dirinya terus mencari solusi untuk menjangkau penontonnya yang berbeda, yang berbicara dalam bahasa yang berbeda pula.

"Bahasa juga memiliki masalah karena ... ada banyak orang yang tak berbicara dalam bahasa Inggris. Bahkan jika Anda berbicara tentang utara India, selatan India. Saya sudah bermusik untuk kedua wilayah itu dari dulu sehingga tantangan konstannya adalah apa yang bisa bekerja dalam dua arah."

"Lagu mana yang saya tulis untuk selatan India yang akan berhasil di utara India?."

A.R. Rahman mulai menulis jingle tapi gebrakan besarnya datang ketika ia diminta untuk menulis musik untuk film berbahasa Tamil di tahun 1992, Roja.

"Saya pikir, mengingat saya datang dari keluarga musik, dan saya mulai bekerja dari usia 11, 12 tahun. Sepuluh tahun pertama tampaknya berjalan sangat lambat, tapi kemudian semua berjalan sangat cepat."

"Mentor saya Mani Ratnam memberi [saya] film pertama saya dan [kami] masih bekerja bersama-sama. Sangat menyenangkan bisa bekerja dengan orang-orang yang bekerja dengan anda sejak awal, dan masih menghormati satu sama lain."

Rahman juga dikenal sebagai 'Mozart dari Madras' di kalangan penggemarnya. Madras adalah nama lain dari Chennai, kota di selatan India tempat di mana ia dibesarkan.

Terlahir dengan nama Dileep Kumar, A.R. Rahman masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Allah Rakah Rahman. Ia mengatakan, dirinya berpindah agama ketika melewati periode yang sangat bergolak dalam hidupnya.

"Sebagai sebuah keluarga kami melalui krisis ... Anda tahu, terombang-ambing. Jadi kami bertemu seorang guru Sufi yang memengaruhi kami dan hidup kami berubah. Seluruh pemahaman hidup berubah."

"Pencerahan yang datang setelah pengetahuan Sufi yang datang kepada saya masih sangat berguna. Itu membuat saya menyebarkan harapan dan cinta, dan itulah apa yang dikatakan. Itu adalah bagian dari Islam, tetapi bagian mistik dari Islam."

Musik sufi telah menjadi pengaruh besar dalam beberapa pekerjaannya baru-baru ini, seperti Kun Faya Kun dari film Bollywood di tahun 2011 Rockstar dan Khwaja Mere Khwaja dari film Jodha Akbar di tahun 2008.

"Saya pikir, saya penggemar berat musik apapun. Musik berasal dari nurani batin manusia apakah itu gospel atau apakah itu opera, melodi rakyat Irlandia atau musik Afrika dari Mali atau Senegal."

"Ini semua berasal dari kemurnian terdalam manusia. Jadi musik Sufi sangat mirip. Ini akan membawa Anda ke alam hipnotis yang ... melampaui bahasa agama."

Rahman sering dipuji karena mengintegrasikan musik klasik Timur dengan musik elektronik serta musik dunia. Ia bercerita, saat masih kanak-kanak, ia ingin menjadi seorang insinyur karena ia terpesona dengan elektronik. Tapi ibunya menyuruhnya untuk mengikuti jejak ayahnya dan menjadi seorang musisi.

Pada tahun 2003, Rahman menulis musik untuk film China Warriors of Heaven and Earth dengan menggunakan pengaruh musik klasik China dan Jepang.

Bintang musik yang rendah hati dan sederhana ini berharap agar musik terus mempromosikan cinta dan perdamaian.

"Saya rasa ini adalah waktu untuk tidak meningkatkan agresi dan perpecahan tetapi untuk meningkatkan cinta. Gunakan pikiran Anda untuk membuat jembatan. Gunakan pikiran Anda untuk membangunkan orang untuk tidak menjadi rasis atau tidak menghakimi komunitas apapun."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini