Sukses

President Day AS Diwarnai Protes terhadap Donald Trump

Liputan6.com, Los Angeles - President Day Amerika Serikat yang diperingati setiap Senin minggu ketiga pada Februari, seharusnya dirayakan untuk menghormati para pemimpin. Namun kali ini, peringatan tersebut diwarnai unjuk rasa ribuan orang di seluruh Negeri Paman Sam untuk memprotes Donald Trump.

Unjuk rasa "Not My Presidents Day" yang dilakukan pada 20 Februari 2017 waktu setempat tersebut, digelar di lebih dari 20 kota, termasuk Los Angeles, New York City, Chicago, Austin, Atlanta, Philadelphia, Denver, and Washington, D.C.

Seorang koordinator unjuk rasa di Los Angeles, Olga Lexell (24), menyebut sejumlah isu yang menjadi keprihatinan warga. "Larangan imigrasi, pencabutan layanan kesehatan, deportasi, kebijakan anti-iklim, dan pembangunan dinding yang rencananya akan dia bangun," ujar Lexell.

Lexell mengatakan, unjuk rasa tersebut merupakan usaha untuk "menjaga momentum" antara Women's March yang digelar bulan lalu dengan Tax Day March pada 15 April mendatang

Dikutip dari Huffington Post, Selasa (21/2/2017), ribuan orang juga berunjuk rasa ke New York. Mereka berkumpul di depan Trump International Hotel and Tower dan meminta pemakzulan Trump sambil meneriakkan "Bukan Presiden Saya!".

Demonstrasi tersebut datang di tengah adanya reaksi sengit dari kelompok akar rumput liberal yang ditujukan kepada pemerintahan Trump. Pihak oposisi itu menyuarakan berbagai isu, termasuk hak-hak reproduksi perempuan dan perubahan iklim.

Secara historis, protes terhadap presiden baru merupakan hal yang tak biasa. Pernyataan tersebut disampaikan oleh seorang profesor sosiologi di University of California dan penulis "The Politic of Protest"," David Meyer.

"Apa yang tak biasa adalah kekuatan, kecepatan, dan sejumlah isu yan menentang Trump," ujar Meyer seperti dilansir CNN.

"Terdapat protes berkelanjutan, setiap akhir pekan, setiap beberapa hari, dan protes itu mengangkat isu berbeda -- Saya belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya," kata Meyer.

Meski "Not My President Day" dan demo serupa tak memiliki propsal kebijakan yang jelas dan ringkas, tetapi Meyer mengatakan bahwa mereka masih memiliki pesan pemersatu terhadap Gedung Putih, yakni "Tidak".

Lexell mengatakan, pesan "Tidak" telah memiliki dampak. Ia memberi contoh bahwa Partai Republik menunjukkan perlawanan terhadap Donald Trump.

"Saya rasa seluruh gerakan ini secara umum telah berhasil," ujar Meyer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini