Sukses

Total, 7 Orang Diburu Terkait Pembunuhan Kakak Tiri Kim Jong-un

Empat warga Korut yang buron dikabarkan telah keluar dari Malaysia di hari pembunuhan terjadi. Sementara tiga lainnya masih belum diketahui.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Polisi Malaysia kini memburu tujuh orang lainnya terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un. Termasuk di antaranya empat warga Korut yang meninggalkan Malaysia tepat di hari kematian Kim Jong-nam.

Pengumuman ini datang ditengah tuduhan terbuka Korea Selatan (Korsel) bahwa Korut mendalangi pembunuhan Kim Jong-nam.

Setidaknya 11 orang, enam di antaranya warga Korut diduga terkait dengan plot pembunuhan terhadap putra sulung Kim Jong-il tersebut--target tingkat tinggi di mana kematiannya telah menyedot perhatian internasional.

Noor Rashid Ibrahim, Wakil Inspektur Jenderal Polisi Malaysia mengatakan dalam konferensi pers yang berlangsung pada Minggu di Kuala Lumpur bahwa "kematian Kim Jong-nam mendadak dan mencurigakan". Dan penyebabnya hingga kini belum diketahui.

Kabar siapa dan bagaimana Kim Jong-nam tewas memang masih simpang siur. Media lokal Malaysia memuat dalam laporannya bahwa dua wanita telah menyerang Kim Jong-nam dengan menyuntikkan dia racun atau menyeka wajahnya dengan racun. Belum ada konfirmasi resmi soal ini.

Otoritas Negeri Jiran juga menolak mengonfirmasi terkait perempuan yang mengenakan kaos bertuliskan LOL. Selain itu juga tidak ada komentar tentang pengakuan salah seorang wanita yang ditangkap bahwa ia tidak bermaksud membunuh melainkan diperdaya untuk melakukan keisengan.

Sejauh ini empat orang telah ditangkap. Mereka adalah WNI bernama Siti Aisyah serta kekasihnya yang merupakan warga Malaysia, seorang perempuan berpaspor Vietnam, dan pria lainnya asal Korut, Ri Jong Chol (46) di mana ia telah hidup dan bekerja di Negeri Jiran.

Sementara itu, Noor Rashid mengidentifikasi empat orang yang melarikan diri ke luar Malaysia pada hari serangan itu terjadi merupakan warga Korut usia 33 hingga 57 tahun. Mereka tiba secara terpisah selama dua pekan sebelum pembunuhan terjadi pada 13 Februari lalu. Tak seorang pun di antara mereka menggunakan paspor diplomatik.

Lebih lanjut, Noor Rashid membuka identitas mereka, yakni Ri Ji Hyon (33), Hong Lagu Hac (34), O Jong Gil (55) dan Ri Jae Nam (57). Ke mana mereka melarikan diri tidak disebutkan dengan alasan penyelidikan masih terus berlanjut.

Namun Channel NewsAsia mengutip laporan seorang pejabat senior di kepolisian menuliskan bahwa keempat buron itu tiba pada Jumat lalu di Pyongyang melalui rute Jakarta-Dubai-Vladivostok.

Tiga pria lain juga tengah diburu, termasuk seorang warga Korut yang diidentifikasi sebagai Ri Ji U (30) atau yang dikenal pula sebagai James.

Di Seoul, pemerintah Korsel mengatakan, tidak ada keraguan bahwa pria yang tewas di Bandara Internasional Kuala Lumpur itu adalah Kim Jong-nam dan Korut merupakan pihak yang bertanggung jawab.

"Mempertimbangkan berbagai informasi yang kami dapatkan, Seoul yakin bahwa korban adalah Kim Jong-nam. Menyusul ada lima warga Korut yang terlibat, kami yakin bahwa rezim Korut dalang insiden itu," ujar Jeong Joon-hee, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel setelah Noor Rashid mengonfirmasi nama-nama yang bersangkutan seperti dilansir nytimes, Senin, (20/2/2017).

Jeong bungkam ketika ditanya apakah Korsel memperoleh informasi tambahan sehingga dapat menyimpulkan bahwa rezim Korutlah yang bertanggung jawab atas pembunuhan Kim Jong-nam. Ia menegaskan, pihaknya akan menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Malaysia.

"Korut memiliki sejarah dalam melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan tindakan terorisme. Negara kami dan masyarakat internasional sedang menyimak peristiwa mengerikan ini dengan keprihatinan," demikian kata Jeong.

Korut sendiri telah mendesak Malaysia untuk mengembalikan jasad Kim Jong-nam. Namun ditegaskan Noor Rashid, pihaknya akan melakukan penyelidikan menyeluruh sebelum akhirnya menyerahkan jenazah pria berusia 45 tahun itu ke pihak keluarga dengan catatan telah dilakukan identifikasi melalui pemeriksaan DNA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.