Sukses

Dalam Waktu Dekat, Ponsel Dapat Deteksi Penyakit?

Dalam waktu dekat, ponsel diyakini dapat menjadi laboratorium bergerak yang dapat memonitor kepadatan tulang hingga menghitung kadar darah.

Liputan6.com, Seattle - Dalam waktu dekat, ponsel diyakini dapat menjadi laboratorium bergerak yang dapat memonitor kepadatan tulang, menghitung kadar sel darah merah, dan memprediksi kapan penderita asma akan kumat.

Melalui sebuah uji coba, pemindaian kesehatan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang telah ada di ponsel, seperti akselerometer, flash kamera, dan mikrofon.

Hal itu sedang diusahakan oleh Profesor Shwetak Patel dari University of Washington. Saat ini ia merancang sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi kadar sel darah merah hanya dengan menempatkan jari di atas kamera dan flash.

Cara kerjanya adalah, cahaya terang dari flash yang melalui kulit dijadikan alat pemindai darah. Hal tersebut diharapkan dapat dengan cepat memprediksi anemia.

Ia juga meyakini di masa depan, ponsel dapat digunakan untuk mengecek osteoporosis dengan cara memukulkan gawai ke tulang. Selain itu, mikrofon bisa saja menjadi alat untuk mengecek fungsi paru-paru.

"Jika Anda berpikir tentang kemampuan di dalam sebuah ponsel, jika Anda melihat ke kamera, flash, mikrofon, seluruh alat itu semakin baik," ujar Patel dalam pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) di Boston seperti dikutip dari The Telegraph, Minggu (19/2/2017).

"Sensor di ponsel itu sebenarnya dapat digunakan dalam cara baru yang menarik, di mana Anda bisa menggunakannya untuk mendiagnosa jenis penyakit tertentu."

"Anda dapat melakukan tes paru-paru menggunakan mikrofon pada perangkat ponsel untuk mendiagnosa asma," kata Patel.

Sensor gerak pada ponsel juga dapat digunakan untuk memonitor kepadatan tulang yang didasarkan pada frekuensi. Aplikasi itu sedang dikembangkan oleh University of Washington, yang memungkinkan seseorang mengukur kepadatan tulang dengan menekan siku pada ponsel.

"Anda dapat mulai melakukan manajemen kesehatan di luar klinik. Ini benar-benar bisa mengubah cara kita mendiagnosa dan memindai penyakit. Saat ini pasien mampu untuk mengumpulkan data tersebut," ujar Patel.

Beth Mynatt dari Georgia Institute of Technology juga telah menggunakan ponsel dan komputer untuk membantu pasien yang sedang berjuang melawan kondisi kronis seperti diabetes atau kanker.

Mynatt telah membantu mengembangkan aplikasi yang mengingatkan pasien untuk menghadiri janji konsultasi, atau memberi tahu mereka kapan gejala setelah menjalani kemoterapi akan muncul.

"Alat kami menjadi sistem pembantu pribadi," ujar dia. "Penderita kanker payudara diberi komputer pribadi dan alat itu memiliki semua informasi tentang diagnosa dan pengobatan yang diinput ke dalam sistem tersebut," kata Mynatt.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini