Sukses

Kala Hewan Liar Nan Ganas Hidup Damai Berdampingan

Sebisa mungkin, mereka saling menjaga jarak dan beroperasi dalam lingkungan-lingkungan ekologis masing-masing.

Liputan6.com, Western Ghats - Kucing-kucing besar dan anjing-anjing liar biasanya saling tidak cocok. Sebisa mungkin, mereka saling menjaga jarak dan beroperasi dalam lingkungan-lingkungan ekologis masing-masing.

Tapi, di India, para ahli ekologi mendapati bahwa harimau, macan tutul, dan dhole—sejenis anjing liar Asia—berhasil hidup berdampingan dalam lingkungan yang sempit.

Hal itu berlangsung selagi mereka sama-sama bersaing soal sumber daya alam dan mangsa-mangsa, misalnya rusa sambar, rusa tutul, dan babi.

Dikutip dari UPI pada Jumat (17/2/2017), para peneliti Wildlife Conservation Society (WCS) memasang puluhan jebakan berkamera di 3 tempat pelestarian kecil di kawasan Western Ghats, India.

Rekaman rahasia itu memungkinkan para ilmuwan mengamati populasi pemangsa-pemangsa itu secara lebih luas, bukan melalui pelacakan satu demi satu dalam jangka waktu yang panjang.

Para peneliti mendapati bahwa tiap populasi menggunakan strategi-strategi unik untuk hidup berdampingan dan menghindari pelanggaran ranah masing-masing.

Namun demikian, analisis yang dilakukan menengarai bahwa strategi-strategi hidup berdampingan dipengaruhi oleh melimpahnya mangsa di tiap kawasan pelestarian. Di kawasan pelestarian Bhadra yang mangsanya lebih sedikit, masa waktu kegiatan pemangsa lebih berkemungkinan saling tumpang tindih.

Ketika habitat liar semakin langka, pengertian caranya spesies rentan bisa hidup bersama dan berbagi ruang menjadi hal penting bagi pelestarian. Sebagai catatan, baik macan maupun dhole di India sama-sama tergolong spesies rentan.

Ullas Karanth, pimpinan penulisan penelitian sekaligus direktur ilmiah Asia untuk WCS, mengatakan melalui terbitan pers, "Macan, macan tutul, dan dhole melakukan gerak gerik keseimbangan yang rumit dalam kawasan terlindung ini, dan semuanya berhasil menyintas."

"Kami terkejut melihat bagaimana tiap spesies memiliki adaptasi yang sangat berbeda untuk mencari mangsa-mangsa yang berbeda ukurannya, menggunakan jenis habitat yang berbeda, dan berkegiatan dalam waktu yang berbeda."

"Adaptasi-adaptasi demikian amat membantu para pelaku pelestarian yang mencoba menyelamatkan ketiga spesies itu."

Karanth dan rekan-rekannya telah menerbitkan temuan itui dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.