Sukses

16-2-2001: Bom Serang Rombongan Peziarah Serbia di Kosovo

Insiden ini menyebabkan lima orang peziarah Serbia tewas. Darah menetes dari atap bus.

Liputan6.com, Pristina - Pada 16 Febuari 2001, peristiwa menyedihkan terjadi di Kosovo. Sebuah bom meledak di antara rombongan bus yang berisi 250 peziarah etnis Serbia.

Rombongan ini menuju Kosovo untuk mengadiri sebuah upacara keagamaan. Akibat kejadian itu, 7 orang peziarah tewas.

Sementara 40 orang lainnya menderita cedera. Bahkan, beberapa lainnya terkena luka berat akibat ledakan.

Ekstrimis Albania merupakan pihak yang dituding sebagai otak serangan. Pasalnya, kelompok tersebut tidak menghendaki adanya orang Serbia ke Kosovo.

Insiden tersebut tepatnya terjadi di Kota Podujevo yang terletak 40 kilometer di Utara Ibukota Kosovo, Pristina.

Dari keterangan aparat berwenang bom tersebut dikendalikan lewat remote control. Pelaku meledakan bahan peledak dari jarak 400 meter.

Bom yang ditanam di jalan tersebut meledak saat bus pertama lewat. Rombongan ini berjalan dari kota Nis.

Gorica Stjepanovic (24) merupakan salah satu korban selamat insiden. Dia menceritakan insiden ini begitu buruk.

"Kejadian sangat cepat, tiba-tiba terjadi ledakan, bus ini luluh lantak," sebut Stjepanovic, seperti dikutip dari BBC, Rabu (15/2/2017).

"Darah menetes dari atap, saat saya berhasil keluar, bagian tubuh ada di mana-mana," sambung dia.

Rombongan ini diketahui bepergian menuju Desa Gracanica di Kosovo. Mereka berencana merayakan hari peringatan kematian yang dalam gereja orthodoks dirayakan pada setiap 17 Febuari.

Kejadian ini memicu kemarahan warga Desa Gracanica. Demo dan besar-besar dilakukan jalan menuju Ibukota Pristina sementara waktu ditutup.

Pemerintah Yugoslavia pun mengutuk insiden ini. Otoritas pusat menjadikan hari itu sebagai perkabungan nasional.

Peristiwa itu adalah pemicu semakin kentalnya kekerasan antar etnis di Kosovo. Kericuhan antar tentara Serbia dan separatis Albania pun tak terelak.

Pada Maret 2004, 19 orang tewas dalam pertikaian antar etnis di Kosovo. Kejadian itu merupakan satu paling buruk yang pernah terjadi.

Di hari yang sama pada tahun 1972, ratusan ribu pekerja tambang di Inggris mogok kerja. Mereka menuntut perbaikan taraf hidup, pengurangan jam kerja serta kenaikan upah.

Akibat aksi mogoknya itu, rumah-rumah dan pabrik-pabrik mengalami kekurangan pasokan listrik. Akibatnya, negara berstatus darurat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.