Sukses

Georgia Kecam Referendum Pergantian Nama Wilayah Ossetia Selatan

Georgia menanggap Ossetia adalah bagian dari negaranya.

Liputan6.com, Georgia - Pemimpin wilayah sengketa Ossetia Selatan, Leonid Tibilov mengumumkan akan menggelar referendum untuk mengubah nama wilayah tersebut jadi menjadi Alania. Nama baru itu, dinilai sangat bersejarah bagi daerah tersebut.

Rencananya, referendum akan diselenggarakan pada 9 April 2017. Bertepatan dengan pemilihan presiden di negara yang belum mendapat pengakuan dunia internasional ini.

"Apakah kalian setuju untuk mengamandemen artikel pertama dalam konstitusi untuk mengikuti Republik Ossetia Selatan jadi Negara Alania, sebuah negara yang demokratis, legal dan dan didirikan seiring dengan tujuan raykat republik ini," sebut Tibilov dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari PEC, Rabu (15/2/2017).

Tibilov telah merencanakan pergantian nama sejak 2015. Ia berpikir Ossetia Selatan harus memiliki nama yang sesuai dengan sejarah. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, Tibilov mengirim surat terbuka kepada rakyatnya mengenai betapa pentingnya pergantian nama.

Referendum ini mendapat kecaman dari Georgia. Presiden Giorgi Margvelashvili mengatakan segala upaya untuk mengubah nama Ossetia Selatan adalah ilegal.

Margvelashvili menganggap Ossetia merupakan bagian sah Georgia. Perubahan nama sama saja mencederai integritas teritori dan kedaulatan negaranya.

"Referendum, pemilu, atau apa pun yang terkait kebebasan berpendapat tidak bisa dilakukan di wilayah yang diduduki pemerintah asing," sebut Margvelashvili dalam ketarengan pers Kedutaan Besar Georgia untuk Indonesia, Rabu (15/2/2017).

"Pemerintah asing telah mengusir populasi asli dan melakukan pembersihan etnis dan kami mencurigai hal itu dilakukan Federasi Rusia," tambah dia.

Margvelashvili meminta agar Rusia tidak ikut campur dalam urusan di Ossetia Selatan. Mereka menduga Negeri Beruang Merah melakukan pendudukan ilegal di wilayah itu.

Oleh sebab itu, Georgia meminta agar komunitas internasional bertindak. Hal ini agar referendum mengubah nama ini tidak dilaksanakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.