Sukses

Gerakan Anti-Valentine Malaysia Larang Muslimah Kirim Emoji

Kelompok Pembina dari Malaysia mengeluarkan sejumlah larangan bagi muslimah di Hari Valentine, dan juga diterapkan di hari-hari lainnya.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kelompok Persatuan Belia Islam Nasional (Pembina) dari Malaysia mengeluarkan sejumlah fatwa bagi muslimah saat menghadapi Hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari.

Kelompok yang juga mengaku sebagai gerakan anti-Valentine itu menasihati muslimah untuk tidak menggunakan emoJI kala mengirim pesan kepada non-muhrim. Tak hanya di hari Valentine tapi juga di hari-hari lainnya. Muslimah juga dilarang menggunakan parfum.

Dikutip dari The Malaymailonline, pada Selasa (14/2/2017), selain melarang memberikan emoJI dan parfum, ada lima larangan lainnya. Yaitu, jangan berbicara mendesah kala mengobrol dengan non muhrimnya, dan menutup aurat dengan sempurna.

Grup anti-Valentin itu juga tidak menyarankan berdua-duaan dengan lelaki yang bukan muhrim, dan bertemu hanya di siang hari.

Larangan itu adalah dalam rangka gerakan anti-Valentine. Kelompok itu mengklaim hari kasih sayang mengancam kepercayaan muslim dan menggiring umat Islam melakukan seks bebas.

Gerakan Anti-Valentine Malaysia Larang Muslimah Kirim Emotikon (Facebook Pembina)

Kampanye itu dilakukan sehari sebelum hari Valentine. Sebelumnya mereka juga mengajak seluruh muslim Malaysia untuk menolak merayakan hari kasih sayang itu.

"Anda setuju menolak Hari Valentine? Jika ya, berikut 5 cara, pakai kaos anti-valentine, ajak saudara-saudara muslim untuk melakukan kegiatan bermanfaat, viralkan postingan ini, dan berani untuk tegur pasangan yang belum menikah agar tidak merayakannya," tulis Pembina dalam laman Facebook-nya.

Selain itu kelompok tersebut meminta membagi dan me-like postingan itu.

Adapun Malaysian Islamic Development Department (Jakim) secara konsisten telah melarang muslim Malaysia untuk merayakan Valentine.

Pelarangan itu dilakukan pada saat pertemuan ke-71 pada National Fatwa Committee for Islamic Affairs pada tahun 2005.

Kampanye anti-valentine lainnya yang bertema "Bahaya Jebakan Hari Valentine" telah digelar Jakim semenjak 2011.

Hari Valentine atau Valentine’s Day dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Sejumlah orang memaknainya sebagai perayaan kasih sayang, lainnya menuding sebagai 'peringatan yang sengaja diadakan' untuk mendongkrak penjualan kartu, cokelat, bunga, dan barang-barang lain yang dianggap mewakili ungkapan cinta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini