Sukses

Duduk di Kursi Presiden, Putri Kesayangan Donald Trump Dikritik

Dalam foto yang dipostingnya di Twitter, Ivanka tampak duduk di kursi presiden AS dengan diapit oleh Trump dan PM Kanada Justin Trudeau.

Liputan6.com, Washington, DC - Rumor bahwa putri Donald Trump, Ivanka, akan menjalankan peran sebagai ibu negara, kencang berembus jauh sebelum inaugurasi presiden ke-45 Amerika Serikat (AS). Ivanka sendiri membantah kabar tersebut dan menegaskan hanya ada satu First Lady di Gedung Putih, dialah Melania Trump.

"Saya bukan first lady. Hanya ada satu ibu negara dan dia akan melakukan hal-hal yang luar biasa," kata Ivanka Trump dalam program ABC News " 20/20 " Januari lalu.

Meski demikian, putri kesayangan Trump dari istri pertamanya, Ivana, tersebut terus mempertontonkan kepada publik bahwa ia memiliki pengaruh besar di Gedung Putih. Ivanka memang tidak memiliki posisi formal dalam kabinet Trump, namun suaminya, Jared Kushner menjabat sebagai penasihat senior presiden.

Baru-baru ini Ivanka menjadi sorotan setelah ia memosting foto di media sosial Twitter yang menunjukkan dirinya tengah duduk di kursi presiden dengan diapit oleh sang ayah dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.

"Sebuah diskusi yang hebat dengan dua pemimpin dunia tentang pentingnya perempuan memiliki kursi disamping meja," tulisnya menyertai foto tersebut seperti dikutip dari CBS News, Selasa, (14/2/2017).

Sebagian pengguna Twitter pun melayangkan kritikan terhadap Ivanka.

"Ruang Oval tidak seharusnya dimanfaatkan oleh putri presiden," tulis pengguna Twitter @FaustMN.

Sementara itu pemilik akun @SLClawyer menyinggung soal nepotisme. Yang bersangkutan menuliskan, "Anda tidak punya urusan di Gedung Putih. Negara kita tidak dijalankan dengan nepotisme".

Penolakan juga disuarakan oleh @AlexSoFLA di mana ia mencuit, "Tidak seorangpun memilih Anda".

Sebelum berfoto bersama, Trump, Ivanka, dan PM Trudeau terlibat diskusi soal tenaga kerja perempuan di Washington. Dalam momen itu, Ivanka yang duduk persis disamping Trudeau menekankan pentingnya cuti hamil dan perawatan anak--isu yang juga dibahasnya dengan sejumlah tamu penting yang berkunjung ke Gedung Putih.

Membahas isu tersebut dengan Trudeau dinilai tepat mengingat hal yang sama juga menjadi prioritas PM Kanada itu. Pada akhir 2015, Trudeau menarik perhatian karena mengisi kabinetnya dengan 50 persen wanita.

Jauh-jauh hari sebelumnya, Ivanka sempat menegaskan bahwa ia akan fokus untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi perempuan dan anak perempuan. Namun ibu tiga anak itu tidak menjelaskan apakah ia akan bekerja secara independen atau bergabung dengan staf Gedung Putih lainnya.

Langkah Ivanka dinilai bertentangan dengan pemerintahan Trump yang sama sekali tidak berjanji untuk menjaga keseimbangan gender dalam kabinetnya. Trump juga hanya menunjuk sedikit perempuan dan kelompok minoritas untuk mengisi sejumlah posisi penting.

Dilansir Theaustralian.com.au, Ivanka saat ini telah menjauh dari peran-peran eksekutifnya di Trump Organization dan bisnis fashion miliknya. Dari New York ia pindah ke Washington dan kerap muncul di sejumlah momen resmi Gedung Putih. Semisal ketika sang ayah bertemu dengan CEO perusahaan dan pemimpin dunia.

Istri Trump, Melania, saat ini masih tinggal di kediaman pribadinya di Trump Tower di New York. Ia masih harus menunggui putranya, Barron (10), menyelesaikan sekolah. Hal inilah yang kemudian memicu spekulasi bahwa Ivanka akan mengambil alih peran First Lady.

Sekalipun tidak demikian, sebagian orang tetap berpendapat bahwa peran Ivanka vital. Pada akhir pekan kemarin, bersama dengan keluarganya, Ivanka menumpangi Air Force One untuk bepergian ke resor Mar-a-Lago di mana Trump dan Melania menjamu PM Jepang, Shinzo Abe dan istri, Akie Abe.

Peran Ivanka ini membangkitkan kembali pertanyaan atas konflik kepentingan yang dihadapi Trump dan keluarganya. Sebut saja seperti beberapa waktu lalu ketika presiden AS itu melalui Twitter mengecam Nordstrom--jaringan retail mewah karena telah memutus kontrak bisnis dengan Ivanka.

"Anak perempuanku Ivanka sudah diperlakukan tak adil oleh @Nordstrom. Ia adalah sosok yang hebat, selalu memaksa saya melakukan yang benar! Ini luar biasa parah!," cuit Trump kala itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.