Sukses

Bahas Masalah Rudal Korut di Depan Umum, Presiden Trump Dikritik

Presiden Trump dan PM Abe tengah makan makam saat Korut melakukan uji coba rudal. Keduanya membahas soal itu di muka umum.

Liputan6.com, Florida - Saat Korea Utara meluncurkan nuklir balistiknya pada pekan lalu, Presiden Donald Trump tengah menjamu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di lapangan golf pribadinya di resor Mar-a-Lago.

Tak lama kemudian, kedua pemimpin yang tengah makan malam itu membahas aksi Korea Utara.

Permasalahannya bukan pada pembahasan aksi Korea Utara, tetapi pada cara Presiden Trump merespons potensi konflik tersebut.

Di meja makan country club milik Trump, ia dan PM Abe dikelilingi banyak orang terdiri dari ajudan dan staf ahli, kedua pemimpin negara itu membahas uji coba nuklir Korea Utara.

Yang membuat analis keamanan terkejut, kegiatan Trump dan Abe bisa disaksikan tamu country club mewah itu. Foto-foto Trump dan Abe yang tengah membahas krisis Korut pun segara beredar di media sosial.

Salah satu pengunjung yang melihat momen itu adalah Richard DeAgazio. Mantan pejabat bank dan investor itu tengah makan malam di country club dan posisinya berjarak hanya enam meja dari Trump. Ia memotret Trump dan Abe kemudian mem-postingnya di Facebook.

"Holy Molly!!! Luar biasa melihat aktivitas meja petinggi negeri ketika merespons nuklir Korea Utara. Ada PM Jepang dikelilingi para staf dan Presiden Trump menelepon Washington DC. Kedua pemimpin itu kemudian buru-buru ke ruangan lain untuk menggelar konferensi pers. Benar-benar jadi pusat perhatian," tulis DeAgazio seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (14/2/2017).

Bahas Masalah Nuklir Korut di Depan Umum, Presiden Trump Dikritik (Facebook)

Yang membuat kekhawatiran para analis keamanan setelah postingan DeAgazio -- yang kemudian diatur pribadi setelah sebelumnya bisa diakses publik-- adalah keberadaan ponsel di briefing sejatinya sensitif.

CNN mengatakan, meja tempat kedua pemimpin negara itu hanya diterangi oleh lilin dan cahaya bulan. Jadi, ajudan Abe menggunakan senter dari kamera mereka untuk membantu Trump dan Abe membaca dokumen-dokumen.

Reporter Washington Post, Philip Bumb mengatakan, langkah menggunakan senter ponsel begitu bermasalah, karena perangkat itu bisa jadi jebakan.

"Telepon, terutama telepon yang lampu senternya dinyalakan agar bisa melihat jelas adalah truk satelit televisi portabel dapat digunakan untuk mendapatkan banyak informasi tentang apa yang terjadi di dekatnya, kecuali tindakan pencegahan yang diambil," tulisnya.

Sebuah senter ponsel menghadap dokumen resmi bisa memiliki konsekuensi bencana jika perangkat telah diretas.

DeAgazio kepada The Washington Post mengatakan Trump dan Abe meninggalkan teras terbuka dan menghabiskan 10 menit berbicara secara pribadi, sebelum mereka melakukan konferensi pers bersama.

Setelah itu, kata dia, mereka kembali ke acara makan malam tersebut. Trump dan Ibu Melania mendengarkan musik di teras dan berbicara dengan anggota klub lainnya.

"Tidak terlihat panik di raut wajahnya. Sebagian besar orang [di teras] bahkan tidak menyadari apa yang terjadi," kata DeAgazio. "Saya pikir dia menangani masalah itu dengan tenang."

Pada tahun 2013, The New York Times melaporkan tentang bagaimana Edward Snowden bersikeras bahwa sekelompok pengacara menasihati dia di Hong Kong agar "menyembunyikan ponsel mereka di dalam lemari es di rumah di mana ia tinggal, untuk memblokir menguping."

Meninggalkan ponsel di dalam lemari es akan memotong sinyal radio yang dapat digunakan untuk mengirimkan data suara.

Foto DeAgazio ini menunjukkan Trump sendiri menggunakan perangkat Android di meja - sebuah perangkat yang dapat dengan mudah di-hack oleh orang yang salah.

Laporan sebelumnya telah menyarankan telepon pribadi Mr Trump sudah tua dan tidak aman.

Awal bulan ini, ilmuwan komputer Nicholas Weaver dari University of California mengatakan kepada NPR telepon Trump "tidak akan memenuhi persyaratan keamanan bahkan untuk remaja sekalipun".

Ahli keamanan siber lain mengatakan bahwa jika telepon memang tidak aman, itu bisa memberikan kesempatan besar bagi hacker untuk mendapatkan akses informasi sensitif melalui kamera, mikrofon, dan GPS dari ponsel itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini