Liputan6.com, Jakarta - Kisah orang-orang yang bertentangan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang berujung maut menjadi sorotan di kanal Global Liputan6.com, Senin (13/2/2017). Di mana beberapa nama yang menjadi 'tumbal' sang pemimpin Negeri Beruang Merah akhirnya terungkap ke publik.
Berita lain yang menjadi perhatian para pembaca adalah militan asing ISIS yang kabarnya minta pulang dari Irak.
Baca Juga
Satu lainnya adalah terkait ramalan profesor sosiologi yang pernah memprediksikan Uni Soviet hancur, yang memperingatkan bahwa kekuatan global AS perlahan-lahan akan runtuh di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Advertisement
Selengkapnya dalam Top 3 Global berikut ini:
1. 10 Pengkritik Presiden Putin Ini Nasibnya Berakhir Maut
Setelah ditelusuri, ada banyak orang yang bertentangan dengan Putin nyawanya berujung dengan maut.
Salah satunya adalah penulis asal Rusia, Vladimir Kara-Murza yang kembali siuman dari koma yang ia alami. Ia diduga diracun oleh bahan tak dikenal.
Sang istri, Evgenia, yakin suaminya merupakan target dari perannya untuk memastikan AS agar memberi sanki kepada Rusia terkait dengan kematian oposisi Presiden Vladimir Putin, Sergei Magnitsky.
Simak 10 nama pengkritik sang presiden Rusia itu di sini...
2. Terkuak, Militan Asing ISIS Minta Pulang dari Irak
Seorang militan Belgia memiliki rekam medis yang mengatakan ia menderita sakit punggung dan menolak untuk berperang. Sementara, seorang warga Prancis mengklaim ia ingin meninggalkan Irak untuk jadi bomber di negaranya.
Beberapa militan asing juga minta untuk ditranfer ke Suriah dan lainnya menolak untuk turut berperang.
Itu adalah secuplik isi dari dokumen yang dimiliki ISIS yang berisi ada sekitar 14 masalah di batalion Tariq Bin Ziyad yang mengepalai militan asing.
Selengkapnya di sini...
3. Profesor Peramal Jatuhnya Soviet Memprediksi Trump Hancurkan AS
Seorang profesor sosiologi yang pernah memprediksikan Uni Soviet hancur memperingatkan kekuatan global AS perlahan-lahan akan runtuh di bawah kepemimpinan Donald Trump. Tak hanya itu, Negeri Paman Sam kemungkinan juga akan jatuh selama miliarder itu masih berada di Gedung Putih.
Profesor itu adalah Johan Galtung. Ia terkenal dengan "bapak pendiri" ilmu studi perdamaian sebagai subjek sains. Akademisi asal Norwegia itu secara benar memperhitungkan berbagai prediksi berdasarkan sejarah. Salah satu yang ia 'ramal' adalah insiden berdarah unjuk rasa Tiananmen Square di China dan serangan 11 September.
Selengkapnya di sini...
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.