Sukses

5 Kisah Arwah Korban yang Kuak Identitas Pembunuhnya

Sejumlah korban pembunuhan konon datang, lewat mimpi, bisikan, atau meninggalkan tanda, yang menguak identitas penjahat.

Liputan6.com, Jakarta - Ilmu forensik menjadi jalan untuk menguak kebenaran dalam kasus kriminal, terutama pembunuhan. Setetes keringat, folikel rambut, bercak darah, DNA, atau ping pesan pendek (SMS) dari menara BTS terdekat bisa jadi petunjuk.

Meski teknologi sudah canggih, masih banyak kasus pembunuhan yang belum terkuak, menjadi misteri yang tak kunjung terjawab. Bahkan pada era modern saat ini.

Namun, seberapa pun jelinya seorang pembunuh atau tukang pukul melenyapkan bukti-bukti, mempersiapkan plot kejahatan yang -- menurut mereka -- sempurna, mungkin ada satu hal yang tak bisa mereka kendalikan: campur tangan takdir. Termasuk, yang datang dari 'dunia lain'.

Ini kasus nyata. Sejumlah korban pembunuhan konon datang -- lewat mimpi, bisikan, atau meninggalkan tanda -- yang menguak identitas penjahat yang merenggut nyawa mereka.

Pesan-pesan yang diterima -- biasanya oleh orang terdekat -- akhirnya menjadi petunjuk bagi polisi yang sudah terlanjur mumet karena tak kunjung mengurai benang ruwet kasus pembunuhan yang ditangani.

Berikut 5 kasus pembunuhan yang akhirnya terkuak karena diyakini ada campur tangan dari 'dunia lain', seperti dikutip sebagian dari situs The Richest, Sabtu (11/2/2017):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Pembunuhan Tiga Bersaudara di Malaysia

Misteri menyelubungi kasus pembunuhan tiga bersaudari dari Kampung Alor Semela, Alor Setar yang terjadi 29 November 2012. Polisi tak kunjung menemukan titik terang. Semua petunjuk sudah disisir, sejumlah orang pun diperiksa, namun tak ada yang bisa dijadikan tersangka. Kasus nyaris buntu.

Namun, belakangan, misteri itu terkuak. Polisi menahan dua pemuda berusia 19 tahun asal Kampung Gelam -- yang jaraknya kurang dari 2 kilometer dari rumah para korban.

Kedua tersangka awalnya bebas dari kecurigaan. Mereka hadir dalam pemakaman tiga korban, bahkan menawarkan bantuan untuk menemukan para pembunuh.

Mimpi buruk bisa dipicu setelah minum obat antibiotik tertentu. (Ilustrasi: Huffington Post)

Apa yang menguak para tersangka yang diduga membunuh tiga korban -- Noor Syafikah Nadia Rusdi (14), Nur Izzati Husna (12), dan Puteri Nurul Akma (3), salah satunya, mirip cerita film thriller supranatural: dari mimpi.

Selasa malam lalu, ayah 3 korban yang dirundung duka, Rusdi Rani (39) bermimpi aneh. Putrinya yang tertua muncul di hadapannya.

Dalam mimpinya itu, sang anak mengatakan kepadanya untuk memberitahu polisi agar mencari seseorang bernama "Ehsan".

Rusdi menyampaikan mimpi itu pada istrinya, Siti Aisyah Ariffin (40) yang mengatakan, nama itu bisa jadi adalah petunjuk. Lalu, pasangan tersebut melapor pada polisi.

Ajaibnya, nama panggilan salah satu tersangka adalah 'Ehsan'. Sesuai petunjuk mimpi.

Hasil penyelidikan menyebut, pada malam 3 korban hilang, mereka menerima ajakan berkeliling dari 2 tersangka. Itu mengapa ketiga korban meninggalkan motor milik ayah mereka di pemberhentian bus di depan SK Kampung Gelam.

Sumber kepolisian menyebut, Noor Syafikah yang membonceng motor tersangka utama. Sementara dua adiknya membonceng motor tersangka kedua. Mereka dibawa ke sebuah rumah kosong.

Tersangka utama mencoba memerkosa Noor Syafikah, sementara patner jahatnya diminta mengawasi dua adik korban.

"Karena gagal memerkosa, para tersangka membawa 3 korban ke sawah terlantar di Alor Senibong, di mana tersangka utama diyakini membunuh Noor Syafikah. "Sementara dua tersangka membawa 2 adik korban ke saluran irigasi dekat Padang Petani yang jauhnya sekitar 2,5 meter," ungkap sumber.

Tersangka utama lalu mendorong Nur Izzati dan Puteri Nurul yang kemudian tenggelam.

Jasad nyaris telanjang Noor Syafikah ditemukan seorang pejalan kaki keesokan harinya. Sementara jenazah 2 adiknya -- yang berpakaian lengkap -- ditemukan mengambang, terpisah 100 meter satu sama lain, di kanal irigasi 24 jam kemudian.

3 dari 6 halaman

2. Hantu Korban Menunjuk Lokasi Pembunuhan

Pada 1826, warga Campbelltown City Council, Australia menyadari, seorang petani bernama Frederick Fisher sudah lama tak terlihat. Ia bak hilang di telah Bumi.

Suatu hari, salah satu tetangga sekaligus teman korban, George Worrall mengaku ingat, Fred Fisher telah meninggalkan kota, tak bakal kembali, dan meninggalkan tanah pertanian serta aset untuk dirinya. Mencurigakan? Memang. Tapi warga tak punya bukti.

Empat bulan kemudian, seorang pemuda lokal, John Farley mengaku melihat penampakan hantu Fred Fisher menunjuk ke sebuah lahan, lalu menghilang.

Penduduk yang curiga lalu menggali lahan tersebut dan menemukan jasad korban.

Festival of Fisher’s Ghost yang memperingati penampakan hantu korban pembunuhan (Campbelltown City Council)

George Worrall akhirnya mengakui perbuatannya dan dihukum gantung.

Peristiwa tersebut selalu dikenang warga. Campbelltown, Australia mengadakan Festival of Fisher’s Ghost tiap November untuk memperingatinya.

Hantu Frederick Fisher jadi memedi paling terkenal di Negeri Kanguru.

4 dari 6 halaman

3. Arwah Pengantin Baru

Elva Zona 'Zona' Heaster mengira, ia menemukan cinta sejati dalam wujud kekasihnya, Erasmus 'Edward' Stribbling Trout Shue.

Namun, cinta membutakannya. Perempuan karier itu menikahi kekasihnya yang pengangguran, meski tak direstui sang ibu, Mary Jane Heaster.

Awalnya kehidupan pengantin baru itu berjalan baik, hingga suatu hari pada 1897, Zona ditemukan tewas di rumahnya.

Upacara pemakaman berjalan tak biasa. Edward memakaikan syal besar di jasad istrinya. Lelaki itu menghalangi siapapun yang mendekati peti mati.

Elva Zona 'Zona' Heaster datang lewat mimpi, mengungkap pembunuhnya (Wikipedia)

Empat pekan kemudian, Mary Jane Heaster mengaku putrinya datang dalam mimpinya -- mengisahkan kekejaman menantunya itu. Korban bahkan dianiaya hingga tulang lehernya patah.

Berdasarkan mimpi itu, otopsi dilakukan. Ternyata benar, mendiang tidak meninggal secara wajar.

Edward kemudian ditangkap, diadili, dinyatakan bersalah, lalu divonis seumur hidup.

5 dari 6 halaman

4. Bisikan Nama Pembunuh ke Telinga Ibu

Pada 24 Juni 2004, Danny Arizala mengunjungi rumah keponakannya, Catherine Ballesteros di Tejeros, Makati, Manila.

Kala itu jarum jam menunjuk ke pukul 16.00. Ia mengetuk beberapa kali, tapi tak ada jawaban.

Penasaran, Danny mengintip ke kamar tidur dan menemukan korban dalam kondisi tewas berlumuran darah.

Seperti dikutip dari ABS-CBN, Kepolisian Makati yang segera menuju lokasi kejadian mengumpulkan bukti DNA. Mereka yakin, tersangka mengalami luka. Sebab, ada bercak darah yang ditemukan di gagang pintu.

Korban pembunuhan di Filipina (ABS-CBN)

Orangtua korban bergegas datang. Mereka tak boleh masuk ke rumah yang jadi TKP pembunuhan. Baru di tempat persemayaman mereka bisa bertemu dengan jasad kaku sang putri.

Ibu korban, Emer langsung memeluk jenazah Catherine. Saat itulah, ia mengklaim mendengar bisikan.

Sebuah nama terdengar: Ryan Jay Viscarra alias "Baba".

Penyelidikan ternyata mengarah pada pemuda yang kerap terlibat kasus perampokan itu. Kini, Baba berada di balik jeruji besi. Emer pun merasa keadilan telah berpihak kepadanya.

Ia berharap, sang putri, Catherine bisa beristirahat dalam damai.

6 dari 6 halaman

5. Kerasukan Arwah Korban Pembunuhan

Pada 21 Februari 1977, pemadam kebakaran dari Chicago Fire Department bergegas menuju ke sebuah apartemen yang terbakar.

Petugas menemukan, api berasal dari apartemen milik Teresita Basas, seorang terapis pernafasan berusia 47 tahun dari rumah sakit terdekat.

Namun, korban tak terselamatkan. Ia -- yang ditemukan dengan luka bakar parah, telanjang, dan mengalami luka tusukan di bawah tempat tidur -- tak mampu bertahan.

Polisi tak menemukan cukup bukti untuk menangkap pelaku pembunuhan.

Di tempat berbeda, Dr. Jose Chua menjumpai hal aneh pada istrinya, Remy.

Korban pembunuhan Teresita Basas mengungkap pembunuhnya dari dalam kubur (Chicago Now)

Perempuan itu dalam kondisi 'trans' dan konon mengalami kerasukan arwah yang mengaku sebagai korban pembunuhan.

Jose merekam semua informasi yang datang dari sang istri yang dalam kondisi tak sadar. Termasuk nama Allan Showery yang ia sebut.

Perempuan yang kerasukan itu juga memberikan informasi bahwa untuk menangkap Allan bisa dilakukan dengan mencari perhiasan korban yang kini berada di tangan kekasih pelaku.

Itu yang dilakukan polisi. Allan akhirnya ditangkap dan dipenjara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.