Sukses

Salah Sasaran, Serangan Udara Rusia Tewaskan 3 Militer Turki

Hubungan Turki-Rusia pernah jatuh ke titik terendah pada tahun 2015. Akankah insiden ini mengulang momen serupa?

Liputan6.com, Damaskus - Sebuah serangan udara yang dilancarkan Rusia dikabarkan tidak sengaja menewaskan tiga tentara Turki dan melukai 11 orang lainnya. Insiden itu terjadi di pinggiran kota al-Bab, Suriah, pada Kamis waktu setempat.

Seperti dilansir Financial Times, Jumat, (10/2/2017) melalui pernyataan resmi Kremlin, Presiden Vladimir Putin disebutkan telah menelepon Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menyatakan bela sungkawanya atas "insiden tragis" tersebut. Diumumkan pula bahwa kedua negara sepakat untuk "mengembangkan koordinasi militer" sehubungan dengan operasi mereka di Suriah.

Serangan udara Rusia menghantam sebuah gedung di pinggiran kota al-Bab, area yang menjadi salah satu basis ISIS di mana terjadi pergerakan baik di kubu pasukan Turki mau pun Suriah. Rusia sendiri tengah melancarkan intervensi militer dalam rangka dukungannya terhadap rezim Bashar al-Assad.

Selama ini, Rusia telah melancarkan serangan udara yang menargetkan teroris ISIS di dan sekitar al-Bab.

Militer Turki mengatakan, baik Ankara maupun Moskow tengah menyelidiki insiden tewasnya tiga tentara Turki itu. Seorang pejabat Turki mengatakan, peristiwa ini tidak diharapkan memanaskan hubungan kedua negara.

"Jika hubungan kedua negara tidak terpengaruh oleh insiden penembakan Dubes Rusia di Ankara, maka kali ini juga tidak. Tapi kami akan melakukan investigasi dan mengharapkan kerja sama dengan Rusia," ujar pejabat Turki tersebut.

Insiden ini dinilai telah menggarisbawahi bagaimana pertempuran kota telah menjadi "titik didih potensial" bagi banyak kekuatan tempur di Suriah. Jet-jet tempur dari koalisi pimpinan Amerika Serikat dikabarkan juga melakukan serangkaian serangan udara di sekitar kota al-Bab pekan ini.

Pertempuran di al-Bab telah berlangsung selama lebih dari dua bulan, setidaknya 40 pasukan Turki tewas selama kurun tersebut.

Al-Bab dianggap penting dalam perang melawan ISIS karena kota ini terletak pada rute yang akan digunakan pasukan Turki jika negara itu memutuskan untuk mencoba membebaskan Raqqa, ibu kota ISIS di mana kelompok ini mendeklarasikan kekhalifahannya.

Hubungan Turki-Rusia pernah mencapai titik terendah ketika Turki, selaku pendukung utama pemberontak Suriah, menembak jatuh jet Rusia di dekat perbatasan Suriah pada November 2015. Namun normalisasi hubungan kedua negara berhasil dilakukan.

Lantas, pada Desember 2016 lalu, cobaan kembali mewarnai hubungan Turki-Rusia menyusul penembakan Dubes Rusia untuk Turki, Andrey Karlov. Meski demikia, insiden ini tidak membawa pengaruh negatif.

Serangan udara Rusia yang menewaskan tentara Turki ini terjadi di tengah kunjungan direktur baru CIA, Mike Pompeo ke Ankara. Turki disebut-sebut sangat berharap dapat melobi Pompeo untuk "menjatuhkan" militan Kurdi.

Selama ini Washington mendukung militan Kurdi dalam memerangi ISIS. Sementara bagi Ankara, kelompok itu adalah bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kawanan teroris yang telah memberontak selama tiga dekade.

Peningkatan hubungan Turki-Rusia justru terjadi ketika hubungan Turki-AS pada era Barack Obama memburuk menyusul tuduhan Ankara bahwa Washington mengkhianati kemitraan mereka di NATO dengan mendukung militan Kurdi.

Di lain sisi, meski Erdogan dan Putin mendukung pihak berlawanan dalam perang Suriah, namun dalam beberapa bulan terakhir, keduanya bersatu mengupayakan penyelesaian konflik negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.