Sukses

Kekerasan Seksual Polisi ke Pemuda Kulit Hitam Gegerkan Prancis

Ribuan orang turun ke jalan di Paris, menentang kekerasan anggota polisi terhadap seorang pemuda kulit hitam.

Liputan6.com, Paris - Ribuan orang turun ke jalan di Paris dan sejumlah kota lain di sekitar ibukota Prancis itu. Mereka memprotes dugaan perlakuan brutal polisi, termasuk kekerasan seksual, terhadap seorang pemuda kulit hitam.

Salah satu anggota polisi dikenakan dakwaan pemerkosaan menggunakan tongkat, sementara empat lainnya diberhentikan sementara atas tuduhan terlibat dalam insiden yang terjadi Kamis lalu di permukiman di Aulnay-sous-Bois.

Seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (9/2/2017), korban, yang hanya diketahui dengan nama depannya Theo, saat ini dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera di bagian anus, kepala, dan wajah.

Dokter menyatakan, dengan kondisinya itu, korban tak mampu bekerja selama 60 hari.

Theo mengatakan, insiden pada 2 Januari 2017 itu bermula saat ia berjalan, dengan headphone terpasang di kepalanya. Lalu, ia didekati oleh polisi.

"Saat menyadari betapa kasarnya suara mereka, aku berkata pada diri sendiri, 'mereka sepertinya serius'. Jadi, aku berdiri menghadap tembok, kemudian, salah satu anggota polisi mulai memukulku," kata dia kepada stasiun televisi BFM.

Presiden Prancis Francois Hollande membesuk Theo di rumah sakit. Pun dengan Perdana Menteri Bernard Cazeneuve. Para pemimpin, juga korban, mengimbau warga tenang merespons insiden tersebut.

Sementara, Stephane Troussel, kepala Dewan Umum wilayah Seine-Saint-Denis, di mana Aulnay-sous-Bois berada, mengatakan, insiden tersebut memicu sejumlah pertanyaan.

"Meski ribuan polisi melakukan tugas mereka dengan baik...ada terlalu banyak penangkapan berakhir dengan mimpi buruk bagi sejumlah pemuda. Citra republik ini sedang ternoda," kata Troussel.

Polisi Prancis dituduh menggunakan kekerasan terhadap para tersangka yang berasal dari lingkungan miskin, terutama mereka yang keturunan Afrika.

Protes, yang beberapa di antaranya diwarnai kerusuhan sudah berlangsung selama lima hari di Prancis dan sekitarnya.

Ribuan orang turun ke jalan. Mereka yang tersulut emosi akhirnya rusuh dan menyebabkan kerusakan di lima kota di Prancis.

Pada Rabu waktu setempat, 17 orang ditangkap di area Seine-Saint-Denis.

Di Aulnay-sous-Bois, sekelompok pemuda merusak mobil-mobil di sebuah dealer Citroen, menyebabkan kerugian sebesar 200 ribu euro.

Aparat keamanan mengkhawatirkan potensi berulangnya kerusuhan 2005 yang menyebar ke seantero Prancis, yang melibatkan ribuan orang di lingkungan miskin yang mayoritas penduduknya adalah imigran.

Sementara, seperti dikutip dari AP, 26 orang lainnya ditangkap, saat protes menyebar ke Saint-Seine-Denis, area kaum pekerja yang mayoritas dihuni kalangan minoritas.

Tiga di antara mereka yang ditangkap diduga menembakkan kembang api besar ke arah polisi. Keranjang belanja, tempat sampah, dan mobil-mobil dibakar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini