Sukses

Wajah Kontroversial Donald Trump Hiasi 5 Sampul Majalah Ini

Berikut lima majalah dari sejumlah negara di dunia yang memuat wajah kontroversial Trump.

Liputan6.com, Washington DC - Belum genap satu bulan menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, pemerintahan Donald Trump telah dibanjiri kritikan. Pasalnya, pria yang mulai menjabat sejak 20 Januari itu mengeluarkan sejumlah kebijakan kontroversial.

Hanya dalam hitungan jam setelah dilantik, Trump menandatangani perintah eksekutif perdananya yang bertujuan untuk menyingkirkan Affordable Care Act 2010, atau lebih dikenal dengan Obamacare.

Selang beberapa hari setelah dilantik, Trump memenuhi janji kampanyenya, yakni menandatangani perintah eksekutif untuk mundur dari Trans-Pasific Partnership (TPP).

TPP adalah perjanjian dagang yang dikuasai 40 persen ekonomi dunia. Perjanjian ini dinegosiasikan pada 2015 oleh negara-negara, termasuk AS, Jepang, Malaysia, Australia, New Zealand, Kanada, dan Meksiko.

Selain itu, Trump juga menepati janji kampanye lainnya. Pada 26 Januari 2017, ia menandatangani pembangunan tembok sepanjang perbatasan AS dan Meksiko.

Pada pekan lalu, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang membuat geram banyak pihak, termasuk dunia internasional. Ia melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim untuk masuk ke AS.

Sejumlah protes digelar atas kebijakan Trump itu. Tak hanya di Amerika Serikat, beberapa negara pun turut menggelar aksi unjuk rasa.

Berbagai media menyoroti langkah kontroversial Trump. Bahkan sejumlah media cetak menggunakan gambar Trump sebagai sampulnya, dan hal tersebut mengundang kontroversi.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 majalah dunia yang menggunakan 'wajah' kontroversial Trump sebagai sampul.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Der Spiegel

Donald Trump digambarkan memenggal Patung Liberty dalam sampul Der Spiegel (Der Spiegel)

Majalah asal Jerman, Der Spiegel, mendapat sejumlah kritikan setelah memakai gambar sampul yang menunjukkan Donald Trump memenggal Patung Liberty.

Dilansir BBC, kartunis sampul majalah itu, Edel Rodriguez, mengatakan bahwa gambar yang dibuatnya merepresentasikan "pemenggalan demokrasi".

3 dari 6 halaman

2. The Economist

An insurgent in the White House (The Economist)

Dengan judul "An insurgent in the White House" atau dalam Bahasa Indonesia "Pemberontak di Gedung Putih", The Economist menggunakan gambar Trump yang sedang memegang bom molotov di sampul majalahnya.

Majalah itu mengkritik atas keputusan Trump, mulai dari keputusan untuk mundur dari TPP, menuntut negosiasi ulang NAFTA, membangun dinding perbatasan, hingga merombak peraturan imigrasi.

4 dari 6 halaman

3. Village

Trump terlihat sebagai target penembakan dalam sampul Village (Village)

Majalah asal Dublin, Village, memajang foto Donald Trump tampak samping dengan bidik pistol di pelipisnya. Hal itu menggambarkan bahwa Trump dijadikan target penembakan.

Dengan judul "Why Not", media tersebut memicu munculnya gelombang tanggapan negatif.

5 dari 6 halaman

4. The New Yorker

Liberty’s Flameout (The New Yorker)

Media bisnis asal Amerika tersebut memsang karikatur padamnya obor yang dipegang oleh Patung Liberty di sampul majalahnya. Pembuat gambar tersebut, John W. Tomac, menjelaskan makna di balik hal itu.

"Obor yang bersinar adalah pandangan menyambut imigran baru. Dan, pada saat yang sama, itu adalah simbol dari nilai-nilai Amerika," ujar Tomac.

"Sekarang tampaknya kita telah memadamkannya," imbuh dia seperti dilansir website The New Yorker.

6 dari 6 halaman

5. Bloomberg Businessweek

Bloomberg Businessweek memasang foto Trump yang telah diedit sedang menunjukkan perintah eksekutif ke hadapan kamera (Bloomberg Businessweek)

Bloomberg Businessweek memasang foto Trump yang telah diedit sedang menunjukkan perintah eksekutif ke hadapan kamera. Perintah tersebut berbunyi "Insert hastily drafted, legally dubious, economically destabilizing executive order here".

Dalam bahasa Indonesia, perintah itu berarti "Perintah eksekutif di sini disusun dengan masukan terburu-buru, secara hukum meragukan, dan mendestabilisasi ekonomi".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.