Sukses

Kunjungan Donald Trump ke Inggris Akan Jadi yang Termahal

Untuk mengamankan kunjungan kenegaraan Donald Trump, Inggris diestimasikan akan menghabiskan dana sekitar Rp 168 miliar.

Liputan6.com, London - Estimasi biaya pengamanan kunjungan kenegaraan Presiden Donald Trump ke Inggris tampaknya akan menelan biaya besar. Menurut perencana keamanan, kunjungan orang nomor satu di AS itu dapat mencapai lebih dari 10 juta pound sterling atau setara Rp 168 miliar.

Dengan demikian, lawatan Trump ke negeri Ratu Elizabeth ini berpotensi menjadi kunjungan resmi termahal dalam sejarah Inggris.

Kedatangan Trump ke Inggris disebut akan memicu demonstrasi besar. Bahkan, aksi ini digadang-gadang akan melampaui aksi protes Women's March dan unjuk rasa menentang kebijakan anti-imigrannya. Kedua aksi tersebut dihadiri lebih dari 100.000 orang di London.

Dugaan akan terjadinya demonstrasi tersebut membutuhkan antisipasi melalui penyebaran polisi yang formatnya mirip dengan pengamanan saat terjadi unjuk rasa pada KTT G20 tahun 2009.

Menurut sebuah sumber kepada The Times, setidaknya Inggris harus merogoh kocek 7,5 juta pound sterling saat itu.

Sementara itu, seperti dilansir Independent.co.uk, Jumat, (3/2/2017), petisi untuk membatalkan kunjungan kenegaraan Trump sudah mencapai nyaris 2 juta tanda tangan. Perdebatannya di parlemen juga telah diajukan pada akhir bulan ini.

Sejauh ini, Downing Street belum mengindikasikan akan mencabut undangan kenegaraan ke Trump.

Sebuah pemungutan suara yang dilakukan YouGov untuk The Times menunjukkan bahwa meski penolakan terhadap Trump meluas, 49 persen pemilih mempertimbangkan bahwa lawatan Trump ke Inggris harus tetap terjadi.

Sikap ini dipicu oleh pandangan, bagaimanapun Inggris kelak harus berurusan dengan Presiden ke-45 AS itu.

Survei menunjukkan, 36 persen lainnya mendukung Downing Street untuk menarik kembali undangan ke Trump.

Istana Buckingham telah mengekspresikan kegelisahan atas kunjungan kenegaraan Downing Street.

Presiden Xi Jinping tercatat sebagai kepala negara terakhir yang berkunjung ke Inggris. Kedatangannya pada 2015 itu menyedot dana sekitar 1,1 juta pound sterling.

Saat itu terjadi unjuk rasa yang digelar kelompok Free Tibet. Namun demonstrasi tidak terjadi dalam skala besar dan mudah ditangani.

"Kami berharap skala demonstrasi yang disebut-sebut mirip dengan yang terjadi pada KTT G-20 tersebut tidak mengada-ngada. Karena untuk kepolisian saja akan habis beberapa juta pound sterling," ujar Andy Hayman, mantan kepala kontra-terorisme Scotland Yard.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini