Sukses

Menlu Inggris: Trump Bukan Hitler, Berhenti Menyamakan Keduanya

Pernyataan itu terlontar pada Senin sore kala Menlu Johnson dipaksa oleh sejumlah anggota parlemen untuk menarik undangan Trump ke Inggris.

Liputan6.com, London - Banyak pengamat yang melihat Presiden Donald Trump mirip dengan Adolf Hitler, setelah menganalisis beberapa perintah eksekutif yang ia keluarkan.

Salah satu dugaan datang dari penulis buku, Peter Ross Range. Ia menuliskan kemiripan tersebut di sebuah media terkemuka Amerika, Washington Post.

Paparan Peter Ross Range dalam Washington Post tersebut tidak bisa diabaikan. Range adalah penulis buku "1924: The Year That Made Hitler."

Ia memulai dengan pengamatan saat Donald Trump menjawab pencalonannya sebagai calon presiden dari Partai Republik. Trump mengatakan: "Saya sendirilah yang dapat menyelamatkan Amerika dan menyelamatkan dunia."

Namun, perbandingan itu rupanya tak berlaku bagi Menteri Luar Negeri Inggris 'pemenang Brexit', Boris Johnson.

"Perbandingan Presiden AS Donald Trump dengan Adolf Hitler adalah hal paling tak berselera," kata Johnson.

Dikutip dari Business Insider pada Selasa (31/1/2017), pernyataan BoJo-- demikian nama panggilan menlu itu-- terlontar pada Senin sore kala ia dipaksa oleh sejumlah anggota parlemen untuk menarik undangan Trump ke Inggris.

Dalam debat, anggota parlemen dari Partai Buruh Dennis Skinner membandingkan Trump dengan Mussolini dan Hitler. Oleh sebab itu ia meminta Johnson untuk meralang Trump masuk ke Inggirs.

"Akankah menteri luar negeri sesaat saja mencoba mengingat kembali bersama dengan saya, ketika saya bersembunyi di bawah tangga saat dua diktator fasis Mussolini dan Hitler menghujani bom di atas kota-kota di Inggris," kata Skinner.

"Sekarang pemerintah ini bergandeng tangan dengan fasis lain berupa Trump. Apa yang saya katakan kepadanya adalah untuk melakukan hal yang layak dan melarang kunjungan. "

Johnson mengejek saran Skinner tentang Mussolini telah membom Inggris sebelum menambahkan, "Saya merasa tidak menyenangkan untuk membuat perbandingan antara pemimpin terpilih dari demokrasi dan seorang tiran tahun 1930."

Menlu membela hubungan dekat pemerintahannya dengan Trump. Ia juga mengklaim membantu perlindungan kunci yang aman bagi warga negara Inggris yang telah terancam oleh perintah eksekutif Trump terkait pembatasan warga tujuh negara mayoritas Muslim dari bepergian ke AS.

"Kami memiliki pengecualian bagi pemegang paspor Inggris apakah warga negara ganda atau sebaliknya, dan saya pikir orang yang paling adil berpikiran akan mengatakan bahwa ada keuntungan bekerja sama dengan pemerintahan Trump," katanya kepada anggota parlemen.

Dia kemudian menuduh oposisi mencari cara untuk "mengutuk" presiden AS.

"Saya dapat mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh pihak berlawanan akan sia-sia untuk menjelekkan pemerintah Trump ," katanya kepada anggota parlemen.

Gagasan bahwa Inggris dijamin perlindungan yang unik dari hubungan, bagaimanapun, telah ditolak sebelumnyan oleh perwakilan dari Perdana Menteri Theresa May.

Ketika ditanya apakah Inggris telah membuat "kasus khusus" pada pembebasan dari larangan tersebut, perwakilan itu menjawab: "Tidak. Setiap pernyataan atas kasus itu salah."

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mengumumkan bahwa warga negara Kanada dengan kewarganegaraan ganda tidak akan terkena larangan perjalanan. Hal itu ia umumkan sekitar 15 jam sebelum pernyataan Johnson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.