Sukses

31-1-1968: Pasukan Viet Cong Duduki Kedubes AS Selama 6 Jam

Dalam operasi Tet, pasukan Viet Cong menguasai Kedubes AS di Saigon selama enam jam.

Liputan6.com, Ho Chi Minh City - Hari ini pada tahun 1968 lalu, pasukan Viet Cong (Vietkong) atau Pasukan Bersenjata Pembebasan Rakyat (PLAF) menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Saigon atau yang lebih dikenal dengan Ho Chi Minh City sekarang. Peristiwa ini merupakan bagian dari serangan Tet, perang antara Viet Cong melawan tentara Republik Vietnam (ARVN) yang disokong AS.

Seperti dikutip dari History.com, pasukan Viet Cong berhasil menduduki Kedubes AS selama enam jam sebelum akhirnya pasukan terjung payung AS mendarat di atap bangunan.

Serangan Tet digambarkan sebagai sebuah rencana besar dan simultan di sejumlah kota di dan ibu kota provinsi Vietnam Selatan.

Tet sendiri merupakan perayaan Tahun Baru Vietnam untuk menandai datangnya musim semi berdasarkan kalender Lunar. Sementara itu, serangan Tet bertujuan merebut sejumlah tempat selama masa perayaan Tahun Baru Vietnam tersebut.

Sebelumnya, tepatnya pada Desember 1967, lebih dulu terjadi serangan terhadap pangkalan Angkatan Laut AS di Khe Sanh. Peristiwa ini menyebabkan AS mengirimkan sekitar 50.000 pasukannya ke sana. Langkah ini memicu lemahnya pertahanan AS di daerah lain.

Reaksi AS tersebut lantas dipakai sebagai strategi oleh Viet Cong untuk mempersiapkan serangan Tet di mana mereka tidak hanya menyerang Saigon, namun juga lebih dari 100 kota lainnya di negara itu.

Waktu dan besarnya serangan di Vietnam Selatan serta lengahnya pasukan AS membuat Viet Cong berhasil menguasai sejumlah wilayah meski hal itu tidak berlangsung lama. Secara militer, serangan Tet disebut bencana bagi kelompok komunis yang menderita kerugian besar-besaran.

Namun di lain sisi, komunis dinilai berhasil meraih kemenangan psikologis dan propaganda besar-besaran sehingga berujung pada hilangnya dukungan rakyat AS terhadap perang Vietnam. Ini karena beredarnya berbagai gambar yang menunjukkan kekejaman perang di kubu pasukan AS.

Presiden AS ketika itu, Lyndon Johnson dikabarkan frustasi dengan ketidakmampuannya mencapai titik temu soal perang Vietnam.

"Ini bukan perang Johnson. Ini perang Amerika. Bahkan jika saya mati besok, perang ini masih akan ada," demikian salah satu pernyataan terkenal Johnson tentang perang Vietnam.

Sementara itu, Jenderal William Westmoreland, komandan pasukan AS di Vietnam meminta agar ditambahkan sebanyak 260.000 pasukan untuk melemahkan Viet Cong. Namun permintaan tersebut ditolak Johnson.

Yang terjadi justru Westmoreland digantikan dengan Jenderal Creighton Abrams. Pada Mei 1968, AS dan Vietnam Utara memulai pembicaraan damai di Paris dan keduanya mencapai kesepakatan pada Januari 1973.

Kendati demikian, pertempuran antara Vietnam Selatan dan Utara masih terus berlanjut sebelum akhirnya benar-benar berhenti pada 30 April 1975. Kala itu Saigon jatuh ke tangan komunis dan pasukan Amerika terakhir angkat kaki meninggalkan Vietnam.

Dalam peristiwa sejarah berbeda, tepatnya pada 31 Januari 1990, gerai utama Mc Donald's dibuka di Moskow, Rusia. Meski merupakan merk makanan asal Negeri Paman Sam yang kerap bersitegang dengan Kremlin, namun warga antusias menyambut pembukaan restoran cepat saji itu.

Sementara itu, pada 31 Januari 2009, setidaknya 113 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka akibat kebakaran di Molo, Kenya. Musibah ini terjadi setelah penduduk menyedot bahan bakar dari sebuah truk minyak yang terbalik di Kenya barat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini