Sukses

Kematian Misterius Eks Kepala KGB Terkait Dokumen Donald Trump?

Mantan Kepala KGB Oleg Erovinkin ditemukan tewas misterius. Ada kaitan dengan skandal yang melibatkan Donald Trump?

Liputan6.com, Sofia - Mantan kepala KGB -- cikal bakal badan mata-mata Rusia (FSB) -- Oleg Erovinkin ditemukan tewas misterius di bagian belakang mobilnya di Moskow pada 26 Desember 2016. Kini kematiannya dikaitkan dengan skandal yang pernah menimpa Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sebelumnya, kantor berita Rusia, RIA Novosti mengabarkan, jasad Erovinkin, "ditemukan di mobil Lexus hitam...dan penyelidikan secara meluas dilakukan di tempat kejadian perkara."

Jasad korban kemudian dikirim ke instalasi jenazah milik FSB. Tak ada penyebab kejadian yang dikonfirmasi dan badan intelijen dikabarkan terus melakukan penyelidikan. 

Seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (30/1/2017), sejumlah laporan media lokal mengarah pada plot pembunuhan, namun tak lama kemudian muncul klaim yang menyebut, korban tewas akibat serangan jantung.

Namun, seorang ahli ancaman keamanan terkait Rusia, Christo Grozev yakin,  Erovinkin menjadi korban pembunuhan yang diduga dilakukan atas perintah Kremlin. Juga muncul dugaan kematiannya sengaja ditutupi.

Sebab, Erovinkin diduga membantu eks mata-mata MI6 Christopher Steele mengumpulkan data terkait Donald Trump yang sempat memicu geger beberapa hari sebelum pelantikan miliarder nyentrik itu jadi Presiden ke-45 AS.

Erovinkin adalah tangan kanan penting Igor Sechin, mantan wakil perdana menteri yang sekarang menjadi kepala Rosneft -- perusahaan minyak negara Rusia -- yang berulang kali disebut dalam dokumen terkait Trump.

Erovinkin juga digambarkan sebagai penghubung utama antara Sechin dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam laporan intelijen bertanggal 19 Juli 2016, Christopher Steele menulis bahwa ia memiliki sumber yang dekat dengan Sechin -- yang menguak dugaan keterkaitan antara pendukung Trump dan Moskow.

"Orang dalam menggambarkan Erovinkin kepada saya, sebagai 'bendahara Sechin' atau 'perantara Putin dan Sechin," kata Grozev seperti dikutip dari Telegraph. "Satu hal yang semua orang tampaknya setuju -- baik sumber-sumber publik dan swasta -- adalah bahwa Erovinkin adalah orang dekat Sechin.

"Saya tak ragu, ketika Erovinkin meninggal, Putin memiliki dokumen-dokumen Steele terkait Trump di mejanya," kata Grozev, pendiri Risk Management Lab, sebuah lembaga think tank di Bulgaria.

Putin, kata dia, diduga mengetahui apakah isi dokumen tersebut fakta atau fiksi belaka.

"Entah mana yang benar, ia (Putin) punya motif untuk mencari dan menemukan mata-mata itu...Ia sudah menyimpulkan bahwa  Erovinkin setidaknya sosok yang punya kepentingan."

Namun, para ahli menyatakan keraguan atas teori yang diungkap Grozev.

Salah satunya,  Mark Galeotti, seorang ahli layanan keamanan Rusia.  Ia mengatakan, orang-orang seperti Oleg Erovinkin, yang berpangkat jenderal dan puluhan tahun bergabung dalam badan intelijen, tak  punya kecenderungan tewas dalam plot pembunuhan semacam itu.

Trump Membantah

Donald Trump dalam pidato pertamanya sebagai Presiden AS mengatakan semua kebijakannya mulai hari ini akan selalu mengedepankan kepentingan warga Amerika, Washington DC, AS, Jumat (20/1). (AFP Photo)

Sebelumnya BuzzFeed merilis dokumen 35 halaman yang berisi dugaan keterikatan Trump dengan Rusia. Meski belum ada verifikasi dan bukti yang menguatkan tuduhan-tuduhan itu.

Dokumen itu disebut-sebut tersebut disiapkan oleh mantan perwira intelijen Inggris yang disewa oleh lawan-lawan politik Trump -- yang kemudian beredar di kalangan politisi tingkat tinggi dan beberapa wartawan sejak musim gugur lalu.

Para pejabat intelijen sebelumnya menyerahkan dua lembar kesimpulan yang juga memuat terkait tuduhan tersebut pada Donald Trump dan Obama.

Menurut sumber CNN, langkah luar biasa tersebut dilakukan untuk membuat Presiden AS terpilih sadar bahwa tuduhan yang melibatkan dirinya yang beredar di kalangan lembaga intelijen, anggota senior Kongres, dan pejabat pemerintah lainnya di Washington DC.

Kesimpulan tersebut dilaporkan disampaikan Direktur Intelijen Nasional (National Intelligence) James Clapper, Direktur FBI James Comey, Direktur CIA John Brennan, dan Direktur NSA Laksamana Mike Rogers.

CNN juga mendapat informasi bahwa pada 9 Desember, Senator John McCain memberikan salinan lengkap memo bertarikh Juni-Desember 2016 dari mantan diplomat Inggris yang ditempatkan di Moskow --kepada Direktur FBI James Comey.

Namun, FBI telah mendapatkannya dari mantan agen MI6 yang diserahkan pada pejabat badan intelijen di Roma.

Mantan agen MI6 itu disebut-sebut melakukan penyelidikan yang didanai kelompok dan sumber yang mendukung lawan politik Trump di Republik saat pemilihan pendahuluan (primary). Namun, setelah resmi jadi capres, investigasi lebih lanjut didanai para pendukung Hillary Clinton

Selain dugaan tawaran pihak Rusia terkait proyek Piala Dunia 2008, juga ada informasi soal perilaku tak pantas yang diduga dilakukan Donald Trump di sebuah hotel di Moskow.

"Perilaku Trump yang tak lazim di Rusia menyediakan aparat di sana bukti material memalukan terkait sosok yang kini jadi kandidat presiden Republik -- untuk bisa memerasnya kapan pun diperlukan," demikian kutipan laporan tersebut.

Sementara, Donald Trump, langsung membantahnya lewat Twitter. Ia menyebut, itu berita palsu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini