Sukses

15 Orang Tewas dalam Serangan Teroris ke Hotel di Mogadishu

Kelompok teroris al Shabab telah mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. 4 di antara korban luka adalah awak media.

Liputan6.com, Jakarta Setidaknya, 15 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam ledakan bom dan serangan senjata terkoordinasi yang terjadi di hotel Dayah di Mogadishu, Somalia. Kelompok teroris al Shabab telah mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Serangan terjadi pada Rabu pagi waktu setempat. Sekelompok orang bersenjata dilaporkan menabrakkan sebuah mobil berbahan peledak ke gerbang hotel yang lokasinya dekat dengan gedung parlemen sebelum akhirnya menyerbu masuk dan sempat baku tembak dengan penjaga keamanan.

Seperti dilansir Al jazeera yang mengutip AFP, Rabu (25/1/2017), ledakan bom mobil kedua dikabarkan terjadi setelah ambulans dan para wartawan tiba di tempat kejadian. Akibat peristiwa itu, empat jurnalis menderita luka-luka.

"Jumlah korban tewas adalah 15 oang termasuk di antaranya empat pasukan keamanan dan 11 warga sipil sementara itu 51 lainnya terluka," ujar Menteri Keamanan Somalia, Abdirizak Umar.

Kolonel Abdiqadir Hussein menjelaskan, pasukan keamanan akhirnya berhasil menguasai gedung hotel. "Kami telah menyelamatkan orang-orang dan mengakhiri operasi di Dayah Hotel," ujarnya.

Saksi mata mengatakan ledakan kuat menyebabkan kerusakan yang luas di daerah dekat hotel, menyebabkan puluhan jendela dan mobil yang diparkir, rusak.

"Semua rumah di kawasan dekat hotel hancur. Saya melihat orang-orang menangis karena kehilangan keluarga mereka. Ini benar-benar tragedi besar," kata Yusuf Hassan, editor koran Somalia, Haqiqa Times.

Al-Shabab selama ini kerap menargetkan hotel dan sejumlah tempat umum lainnya yang sering dikunjungi oleh pejabat, baik lokal mau pun asing. Kelompok itu diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda dan berencana untuk menggulingkan pemerintahan yang berkuasa yang didukung oleh Barat.

Berbagai serangan yang dilancarkan al-Shabab telah mengancam upaya Somalia untuk bangkit dari kekacauan. Setidaknya, pilpres dan berbagai langkah pemulihan terpaksa tertunda karena alasan keamanan dan kekhawatiran lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini