Sukses

Perintah Eksekutif Perdana Donald Trump: Singkirkan Obamacare

Obamacare merupakan program andalan Obama yang telah memberikan asuransi kesehatan bagi 20 juta warga AS.

Liputan6.com, Washington, DC - Hanya dalam hitungan jam setelah dilantik, Presiden Donald Trump mulai melakukan sapu bersih terhadap warisan pemerintahan Barack Obama. Ia menandatangani perintah eksekutif perdananya yang bertujuan untuk menyingkirkan Affordable Care Act 2010, atau yang lebih dikenal dengan Obamacare.

Seperti dikutip dari Telegraph, Minggu, (22/1/2017), kemungkinan besar pembersihan atas warisan Obama yang akan dilakukan Trump tak hanya Obamacare, tetapi juga termasuk perubahan iklim, produksi energi, kebijakan dengan mitra dagang, dan hubungan dengan sekutu.

Sebelumnya, Obamacare dihadirkan Obama untuk memastikan agar jutaan warga AS mendapat layanan kesehatan yang layak dan terjangkau. Program ini diutamakan bagi mereka yang tidak dilindungi asuransi umum atau asuransi ketenagakerjaan. Sejauh ini, Obamacare telah memberikan asuransi kesehatan bagi 20 juta warga AS.

Kebijakan Obamacare dinilai berhasil menurunkan angka warga Negeri Paman Sam yang tidak memiliki asuransi dari 16 persen menjadi 8,9 persen pada 2010.

Obama mengklaim Obamacare sebagai prestasi terbesar sepanjang 8 tahun pemerintahannya. Namun bagi Partai Republik, Obamacare merupakan beban ekonomi. Mereka beranggapan pemerintah terlalu banyak menghabiskan anggaran.

Menyingkirkan Obamacare menjadi prioritas utama Partai Republik yang kini berkuasa baik di Senat maupun di DPR.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Staf Gedung Putih, Reince Priebus. Menurut dia, perintah eksekutif pertama Trump itu bertujuan untuk meminimalisasi beban ekonomi dari Affordable Care Act 2010.

"Penting bagi lembaga eksekutif untuk melakukan seluruh langkah konsisten dengan hukum demi meminimalisasi beban regulasi dan ekonomi yang tidak beralasan dari UU itu dan bersiap untuk memberikan aturan yang lebih fleksibel dan terkontrol dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih terbuka dan bebas," demikian sepenggal isi perintah eksekutif tersebut.

Lebih lanjut, perintah eksekutif itu menginstruksikan Menteri Kesehatan AS dan sejumlah pihak terkait lainnya untuk "menjalankan seluruh kewenangan dan kebijaksanaan yang ada untuk melepaskan, menangguhkan, mengabulkan pengecualian dari, dan atau menunda penerapan ketetapan atau persyaratan UU (yang memicu beban fiskal atau anggaran)."

Turut mendampingi Trump dalam momen penandatangan tersebut adalah Wakil Presiden Mike Pence, Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus, dan menantu sekaligus penasihat senior Trump, Jared Kushner.

Leslie Dach, Direktur Koalisi Protect Our Care, angkat suara mengenai kebijakan Trump tersebut.

"Ketika Presiden Trump menjanjikan sebuah transisi yang mulus, perintahnya justru menunjukkan hal yang berlawanan, menimbulkan ancaman gangguan terhadap bagi penyedia kesehatan dan pasien," ujar Dach.

Publik masih harus menunggu bagaimana gaya Trump dalam menjalin hubungan dengan Rusia atau kebijakannya atas Guantanamo. Namun kuat indikasi ia akan memutarbalikkan kebijakan di era Obama 180 derajat. Para pejabat bahkan dikabarkan berniat "menghapus" jejak Obama pada buku-buku sejarah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini