Jelang Pelantikan, Biro Jodoh Pendukung Trump Makin Diminati

Liputan6.com, Washington DC - Terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat menuai pro-kontra. Kendati demikian, di balik semuanya itu seseorang bernama David Goss justru mengambil peluang.

Memanfaatkan para pendukung Trump, David menciptakan situs perjodohan TrumpSingles.com. Pria asal California itu memikirkan ide tersebut setelah mendengar dari situs serupa untuk Partai Demokrat.

Dia juga belajar dari pengalaman seorang teman dari Partai Republik yang mengalami kesulitan berkencan, karena berada dalam politik tersebut.

"Jika orang tak sepaham dan sulit berkencan, kami ingin ikut ambil bagian dari kesulitan itu," kata David kepada The News yang dikutip dari New York Post, Kamis (19/1/2017).

"Kadang-kadang sulit untuk berkencan ketika Anda menjadi pendukung Trump, jadi kita lebih mudah untuk menemukan satu sama lain di sini. Hati dan pandangan politik yang sama," ucap pria 35 tahun itu ketika membahas situs nya di Fox.

"TrumpSingles.com hanya untuk orang-orang yang menyenangkan. Bukan untuk orang yang berbeda dari orang lain. Kami hanya memiliki pandangan, pegangan yang sama, maka itulah kami berkencan...," lanjutnya.

Situs ini tidak baru karena sudah diluncurkan pada Juni 2016, tetapi baru-baru ini menjadi booming menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari.

Sebagian besar anggota baru aktif selama tujuh bulan terakhir. Sejauh ini belum ada pasangan yang menikah, tapi David mengatakan perusahaan berharap bisa membantu pasangan pertama yang beruntung untuk menggelar pernikahan mereka.

Menurut David, dilansir dari VOA News, situs perjodohan itu kini memiliki lebih dari 23.000 anggota pada Selasa 17 Januari pagi, dan jumlahnya terus meningkat.

Para anggota TrumpSingles.com dikenai biaya bulanan sebesar US$ 19,95 atau sekitar Rp 266 ribu -- naik hampir US$ 15 ketika pertama kali diluncurkan.

"Ini sesuatu yang tak kita perkirakan," jelasnya atas keberhasilan situs. "Kami senang memiliki layanan yang benar-benar membantu orang."

Meski tengah 'meledak', situs tersebut juga menuai pro-kontra. Saksikan selengkapnya dalam video berikut ini: