Sukses

Rahasia Anti-Penuaan, Suntik Darah Muda Seharga Rp 104 Juta?

Liputan6.com, California - Terlihat tetap muda jadi impian banyak orang. Hal itu terlihat dari berbagai formula dan klinik anti-penuaan yang beredar di masyarakat. 

Salah satunya klinik yang ada di California. Klinik Ambrosia  mengklaim pengobatannya merupakan terobosan baru yang hasilnya terlihat mencengangkan dalam waktu satu bulan. 

Namun, harganya tak bisa dibilang murah. Ambrosia dalam mitologi Yunani adalah makanan khusus agar para dewa tetap abadi.

Diberi nama seperti itu, karena pusat kecantikan itu menggunakan plasma darah dari remaja dan dewasa muda berusia 16 hingga 25 tahun untuk rahasia anti-penuaan merea.

Pendiri Ambrosia, Jesse Karmazin mengatakan, sebuah infus tunggal berisi dua liter plasma bernilai 10.500 dolar Australia atau sekitar Rp 104 juta. Namun, dia berjanji pelanggannya akan melihat hasilnya dalam satu bulan. Demikian dikutip dari News.com.au, Senin (16/1/2017)

Gagasan menggunakan darah muda untuk membantu memperlambat proses penuaan telah dieksplorasi sejak tahun 1950-an, ketika peneliti Clive M. McCay menggabungkankan dua tikus, tua dan muda, dengan jahitan di sisi kulit mereka.

Proses ini, dikenal sebagai parabiosis, yaitu ketika sistem peredaran darah mereka bergabung, membuat tulang rawan dari tikus yang lebih tua tampak lebih muda dan sebaliknya.

Semenjak penelitian McCay, ada banyak kegiatan serupa yang lebih baru yang diklaim menunjukkan hasil positif.

Contohnya, pada tahun 2011, peneliti menemukan darah muda yang diberikan kepada tikus tua mengakibatkan ledakan neuron baru di hippocampus - wilayah otak yang membentuk ingatan.

Kemudian pada tahun 2013, peneliti menemukan protein yang disebut GDF11 - berlimpah pada tikus muda, tapi langka pada tikus tua. Penelitian itu menyimpulkan protein tersebut mungkin bisa membuat perubahan.

Untuk menguji teori ini, para ilmuwan memproduksi GDF11 dan disuntikkan ke tikus tua, yang mengakibatkan proses peremajaan pada jantung.

Karmazin percaya, penelitian ini bisa diterapkan pada manusia.

"Saya berpendapat, data tersebut sangat menarik. Saya ingin perawatan ini tersedia juga untuk manusia," katanya kepada MIT Technology Review.

Namun karena ia tak punya izin praktik medis, pria berusia 32 tahun itu mengajak David D. Wright. Wright, seorang dokter berusia 66 tahun yang memiliki pusat terapi pribadi.

Meskipun pernah mendapat tindakan indispliner dari California Medical Board karena salah memberikan infus antibiotik pada tahun 2015, Wright terkenal dengan perawatan 'alternatif' IV.

Pada Desember tahun lalu, pasangan itu telah menyuntik 25 orang dengan darah muda dan mengklaim telah mendapatkan hasil yang impresif.

Pria Ini dipercaya berusia 83 tahun (ambrosia klinik/News.com.au)

Karmazin mengatakan, salah satu pasiennya menderita sindrom kelelahan kronis. Namun, setelah terapi ia "merasa sehat untuk pertama kalinya" dan "terlihat lebih muda" setelah menerima perawatan.

Ambrosia hanya akan menerima pasien yang berusia lebih dari 35 tahun, dengan biaya besar yang meliputi biaya prosedur klinis, tes laboratorium, dan plasma.

Ditentang

Meskipun Karmazin yakin akan prosedurnya, tak semuanya setuju dan tak sedikit yang menentang.

Profesor Irina Conboy dari University of California percaya bahwa penelitian sebelumnya perlu bukti solid untuk membuktikan bahwa hasilnya benar-benar efektif. 

"Masalahnya adalah, tak ada bukti yang mengatakan infus plasma dari hewan muda ke hewan tua akan menghilangkan proses penuaan," kata Conboy.

Profesor itu juga menambahkan, banyak orang mudah sekali percaya obat anti-penuaan.

"Pergilah ke seminar-seminar anti-penuaan. Orang yang mengaku ahli akan menunjukkan produk-produk aneh yang diklaim sebagai obat anti-penuaan yang ampuh," ujar Conboy.

"Itu yang dilakukan oleh klinik semacam Ambrosia," tandasnya.

Sementara itu, ahli bioetika Jonathan Kimmelman juga percaya, tidak ada bukti infus plasma bekerja. Menurutnya, perawatan Ambrosia adalah hanya gimmick pemasaran untuk mendapatkan uang.

Selain membayar lebih dari 10 ribu dolar, untuk prosedur yang mungkin tidak benar-benar bekerja, cara itu, menurut kepala divisi imunoterapi di California Pacific Medical Center Dobri Kiprov membuat pasien berisiko cedera paru-paru atau infeksi yang mematikan.

"Ini sama saja mengeksploitasi manusia dengan hal berbahaya. Ini jelas mengerikan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini