Sukses

Kala 2 Anak Berkebutuhan Khusus Meramaikan Tahun Baru Anak Rusia

Banyak anak-anak berpakaian putih dan biru muda seperti putri dalam cerita dongeng di acara Tahun Baru Anak Rusia ini.

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi unik lain dari Negeri Beruang Merah adalah perayaan Hari Tahun Baru Anak. Di Jakarta, perayaan itu diselenggarakan di Pusat Kebudayaan Rusia di Jalan Diponegoro nomor 12.

Dalam acara tersebut, banyak anak-anak berpakaian putih dan biru muda seperti putri dalam cerita dongeng. Mereka menari dan melakukan pertunjukan drama.

"Sebuah kehormatan .... atas saran duta besar Mikhail Galuzin... mengundang Yayasan Maria Monique Lastwish di acara yang indah ini," ujar Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Glinkin Vitaly, Jumat 13 Januari 2017.

Peringatan Hari Tahun Baru Anak Rusia. (Istimewa)

"Anak-anak berkebutuhan khusus harus mendapat perhatian yang baik dari orang dewasa maupun anak-anak normal lainnya," jelas dia.

Pendiri Yayasan Maria Monique Lastwish dan 2 anak berkebutuhan khusus bersama sang ibu hadir di acara tersebut. Selvi dan Abdul pun bercengkrama bersama anak-anak keturunan Rusia-Indonesia di sana.

"Mereka punya kesempatan yang sama untuk rasakan bahagia," imbuh Vitaly.

Acara Tahun Baru Anak Rusia ini adalah yang ketiga kalinya digelar bersama dengan Yayasan Maria Monique Lastwish.

Perayaan Hari Tahun Baru Anak Rusia. (Istimewa)

Istri Dubes Rusia Mikhail Galuzin, Marina Galuzin membuka acara Maria Monique Happy Fashion-1 itu.

Sebelumnya, lagu ciptaan Natalia Tjahja yang diterjemahkan oleh Veronika Novoseltseva ke bahasa Rusia dinyanyikan di Hari Nasional Negeri Beruang Merah itu. Lagu bertajuk Schast'e zhit yang artinya Kebahagiaan hidup, dinyanyikan oleh Nicolay Karapetyan dan Metha Chandra pada 12 juni 2015.

Pada 13 Januari kemarin, Rusia juga merayakan Old New Year.

Perayaan ini merupakan pergantian tahun baru di dalam penanggalan Rusia lama yang memakai kalender Julian. Saat ini Negeri Beruang Merah sama seperti mayoritas negara di dunia menggunakan penanggalan masehi.

"Kami terus merayakan tradisi Old New Year," sebut Vitaly.

Dijelaskan Vitaly, penanggalan Julian dipakai sebelum 1918. Merayakan Old New Year sudah jadi budaya mereka meski tidak lagi menggunakan kalender Julian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.