Sukses

Obama Akhiri Kebijakan Bebas Visa untuk Warga Kuba

Di ujung pemerintahannya, Obama mengakhiri kebijakan yang memungkinkan warga Kuba masuk dan menetap di AS meski tak memiliki visa.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Barack Obama mengakhiri "wet foot, dry foot", yakni kebijakan yang memungkinkan warga Kuba yang tiba di Amerika Serikat tanpa memiliki visa bisa menjadi penduduk tetap.

Keputusan yang diumumkan pada Kamis, 13 Januari 2017 itu mengakhiri kebijakan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Banyak pihak berpendapat kebijakan tersebut merupakan perlakuan istimewa hanya untuk satu kelompok migran.

"Dengan mengambil langkah ini, kita memperlakukan migran Kuba dengan cara sama yang kita lakukan terhadap pendatang dari negara-negara lain," ujar Obama dalam sebuah pernyataan.

"Amerika Serikat, tanah para imigran, telah diperkaya dengan kontribusi warga Kuba-Amerika dalam lebih dari satu abad."

"Sejak saya menjabat, kami telah menempatkan komunitas Kuba-Amerika di pusat kebijakan kami. Dengan perubahan ini, kami akan terus menyambut warga Kuba sampa seperti imigran dari negara lain, sesuai dengan hukum kami," ujar Barack Obama.

Kebijakan yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade itu diterapkan hanya untuk warga Kuba. Sementara imigran lain yang mencoba masuk ke Amerika Serikat tanpa visa akan ditangkap dan dideportasi.

Pemerintah AS mengatakan Kuba telah menyetujui bagian dari keputusan untuk menerima migran yang kembali dari Amerika Serikat menuju Kuba.

Havana telah lama berpendapat kebijakan tersebut mendorong warga Kuba untuk melakukan penyeberangan selat berbahaya dari Kuba ke Florida. Imigran dari negara-negara lain mengaku kebijakan tersebut hanya memberi perlakuan istimewa kepada satu kelompok.

Keputusan tersebut kemungkinan menjadi langkah terkahir Obama dalam membuat hubungan bersejarahnya dengan Kuba. Pada 2014, ia membuka kembali hubungan dengan negara tersebut setelah mengalami kebekuan diplomatik selama setengah abad.

"Dalam pemerintahan saya, kami bekerja untuk memperbaiki kehidupan rakyat Kuba--di negaranya--dengan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi dan hubungan ke dunia yang lebih luas," ujar Obama seperti dikutip dari CNN, Jumat (13/1/2017).

"Mempertahankan pendekatan tersebut adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa Kuba dapat menikmati kemakmuran, mengejar reformasi, dan menentukan nasib mereka sendiri," ucap dia.

Menurut seorang pejabat senior pemerintah Kuba, pihaknya telah diberitahu tentang keputusan untuk mengakhiri kebijakan kontroversial terhadap pengungsi Kuba.

Pejabat AS mengatakan, keputusan tersebut tak berpengaruh terhadap waga Kuba yang telah berada di Amerika dan hanya berdampak pada migran yang belum tiba.

Pemerintahan Obama mengatakan, butuh waktu untuk menegosiasikan pengumuman kebijakan tersebut dengan Pemerintah Kuba.

"Kami tidak ingin berspekulasi secara terbuka soal kemungkinan perubahan ini karena khawatir akan mengundang arus imigrasi yang lebih besar," ujar wakil penasihat keamana nasional, Ben Rhodes.

Jumlah migran Kuba yang memasuki AS telah melonjak dua kali lipat dari tahun 2014 ke 2015, ketika hubungan kedua negara itu dibangun kembali.

Setelah hubungan kedua negara mulai mencair, warga Kuba yang khawatir kebijakan itu akan segera berakhir, mulai meninggalkan negaranya. Banyak dari mereka menggunakan rakit untuk menyeberangi Selat Florida ke Amerika Serikat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini