Sukses

Video Donald Trump Mengecam Media dan Adu Mulut dengan Wartawan

Konferensi pers perdana Donald Trump sebagai presiden terpilih diwarnai suasana tegang dan panas dengan wartawan.

Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat ke-45 terpilih, Donald Trump menggelar konferensi pers perdana pada Selasa 11 Januari 2017. Miliarder nyentrik itu mengawali paparannya dengan menjelaskan soal pemilihan anggota kabinetnya.

Kemudian, ia mengonfirmasi soal isu kedekatannya dengan Rusia, termasuk dugaan bahwa pihak Kremlin punya sejumlah material yang bisa digunakan untuk 'menyanderanya' -- termasuk dugaan video cabul yang dilakukannya di sebuah hotel di Moskow, Rusia.

Trump menuduh badan intelijen AS sebagai pihak yang membocorkan dokumen berisi tuduhan atas dirinya.

"Itu sesuatu yang dilakukan oleh Nazi Jerman," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Kamis (12/1/2017).

Sementara, kepala badan intelijen AS, James Clapper membantah pihaknya yang membocorkan informasi tersebut, yang diberikan pada briefing atau pembekalan rahasia untuk calon penguasa Gedung Putih itu.

Badan intelijen berpendapat, ada alasan yang relevan untuk menyampaikan soal itu kepada Trump, juga Presiden Barack Obama.

Kembali ke konferensi pers, Trump untuk kali pertamanya menerima dan mengakui bahwa Rusia ada di balik serangan peretasan yang terjadi di tengah kampanye Pilpres 2016.

Ia juga menyampaikan bahwa kendali atas kerajaan bisnisnya diserahkan pada kedua putranya.

Namun, konferensi pers yang dijadwalkan bagi Trump menjelaskan soal nasib bisnisnya, justru didominasi soal tuduhan soal hubungannya dengan Rusia.

Menurut Trump, "Informasi tersebut seharusnya tidak ditulis dan tentu saja tidak dirilis."

"Itu semua berita bohong, palsu, dan tak pernah terjadi," kata dia.

Sebelumnya, dokumen 35 halaman berisi tuduhan yang mengarah pada Trump dipublikasikan secara penuh oleh Buzzfeed.

Presiden terpilih pun menuding Buzzfeed sebagai 'tumpukan sampah'. Trump juga menolak memberikan kesempatan bertanya pada wartawan CNN Jim Acosta.

"Mediamu mengerikan," kata Trump. "Aku tak akan memberimu (kesempatan mengajukan) pertanyaan."

Acosta yang merasa medianya diserang meminta izin mengajukan pertanyaan. Namun, Trump menolak, "Kau berita palsu," kata dia, sebelum memberikan kesempatan bertanya pada jurnalis BreitbartNews -- yang mendukungnya selama kampanye.

Saksikan videonya di sini:

Meski sama-sama menyajikan berita tentang dugaan keterkaitan dengan Rusia, tak seperti BuzzFeed, CNN tak merinci tudingan-tudingan yang diarahkan pada Trump.

Alasannya, pihak CNN belum bisa memverifikasi informasi tersebut.

Trump juga bersikap tak ramah saat wartawan NBC News, Hallie Jackson mengajukan pertanyaan soal apakah ia akan merilis laporan pajaknya.

"Kau tahu, yang peduli soal laporan pajakku hanyalah para reporter, Ok?," jawab Trump. "Hanya mereka yang bertanya."

Sang jurnalis pun balas bertanya. "Anda tak merasa bahwa publik AS tak menganggapnya penting?"

"Kupikir begitu," jawab Trump, sebelum melanjutkan perkataannya. "(Buktinya) Aku menang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.