Sukses

Asal-Usul 'OK', Kata yang Paling Sering Diucapkan di Dunia

Salah satu kata yang paling sering digunakan di seluruh dunia adalah 'OK'.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam berkomunikasi sehari-hari, kalimat yang digunakan pastinya tak terbatas, apalagi terhitung. Namun umumnya orang tak mengetahui asal usul kata yang kerap diucapkan.

Hal ini tidak hanya terjadi di satu atau dua negara saja tapi juga di banyak tempat. Alasannya, karena proses penyerapan bahasa asing dari berbagai negara terjadi secara meluas.

Proses ini mengakibatkan ketidaktahuan masyarakat terhadap filosofi seluruh kata-kata yang ada di dalam bahasa mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang meyakini bahwa kata-kata yang mereka gunakan berasal dari daerah tempat tinggal, walau sebenarnya mungkin saja kata-kata tersebut berasal dari daerah lain.

Salah satu kata yang paling sering digunakan di seluruh dunia adalah 'OK'. Hal ini diutarakan oleh Allan Metcalf melalui bukunya yang berjudul OK: The Improbable Story of America’s Greatest Word.

Dalam bukunya, seperti dikutip dari news.com.au, Rabu (11/1/2017), ia mengatakan bahwa kata tersebut lebih sering digunakan daripada kata 'coke' atau 'ma' (ma yang diucapkan seorang bayi kepada ibunya).

Ternyata tidak sedikit masyarakat yang masih belum mengetahui asal usul kata 'OK'.

Lantas untuk apa sesungguhnya kata 'OK' tersebut dan bagaimana asal usulnya? Berikut ini uraiannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Asal-Usul Kata 'OK'

Secara umum kata 'OK' diartikan oleh sebagian besar masyarakat sebagai kata yang mengungkapkan persetujuan, sama halnya dengan kata bahasa Inggris 'yes'. Namun, apakah ini berarti bahwa kata tersebut berasal dari negara yang memiliki bahasa ibu bahasa Inggris?

Berbagai persepsi terkait hal ini telah bermunculan, misalnya Allan Metcalf yang dalam bukunya tersebut telah menjabarkan bahwa kata 'OK' memang berasal dari Amerika yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya.

Selain itu, ia menegaskan bahwa kata 'OK' merupakan kata berfaedah dan ringkas asli Amerika yang tidak ada kaitannya dengan bahasa Latin, Yunani, maupun bahasa lainnya.

Tidak hanya itu, ia juga menuturkan bahwa kata 'OK' tidak seharusnya dituliskan menjadi 'okay' karena merupakan sebuah akronim untuk 'oll korrect' yang mengacu pada pelafalan 'all correct' dengan cara pelafalan bahasa Inggris.

Selaras dengan pemaparan Allan Metcalf, video yang diunggah oleh Mental Floss di Facebook menunjukkan bahwa kata 'OK' merupakan sebuah akronim dan kata ini mulai populer menjadi tren sejak awal Abad ke-19 dan berasal dari Amerika.

Selain itu, dalam video tersebut ditampilkan pandangan Allen Walker Read, seorang ahli ilmu asal kata, yang meyakini bahwa kata 'OK' bermula dari tren para penulis di Boston newspaper (1839), yang dengan sengaja menyingkat pelafalan kata 'all correct' menjadi 'OK'.

Bahkan mereka juga mempopulerkan akronim lainnya yang berdasarkan pada bagaimana pelafalan kata-kata tersebut, seperti 'KG' dari pelafalan 'no go' yang berbunyi 'know go' dan 'AW' dari pelafalan 'all right' yang berbunyi 'all write', serta singkatan yang sama persis dengan penulisannya seperti 'ISBD' yang bermakna 'It shall be done'.

Nyatanya perilaku gemar membuat dan mempopulerkan singkatan seperti yang terjadi di Boston ini masih terus terjadi sampai ke generasi milenial pada masa kini. Selain itu, tidak semua tren mampu populer dalam waktu yang cukup lama seperti kata 'OK' yang masih digunakan dari dulu sampai saat ini.

Saat ini, generasi milenial diketahui gemar membuat tren kata-kata.

3 dari 3 halaman

Berawal dari Boston?

Meskipun sebelumnya dinyatakan bahwa kata 'OK' bisa saja bermula dari Boston, Read mengungkapkan bahwa alasan lain yang mendukung eksistensi kata 'OK' adalah adanya pihak lain yang menggunakan kata 'OK' sebagai akronim untuk makna yang berbeda.

Hal ini terjadi saat pemilihan presiden Amerika Serikat ke-delapan pada tahun 1840.

Pada saat itu, tim pemenangan Martin Van Buren menamai klubnya dengan sebutan 'OK Club' yang bermakna 'Old Kinderhook'. Di saat yang bersamaan, tim kampanye pesaingnya juga turut memopulerkan kata 'OK' dengan cara membuat plesetan yang menjatuhkan, seperti 'out of kash', 'out of karacter' dan sebagainya.

Situasi politik ini secara tidak langsung turut serta membuat kata 'OK' tetap populer terlepas dari menang atau tidaknya Van Buren pada saat itu.

Tak lama setelah itu, masa pemilihan berakhir dan van Buren dinyatakan kalah sehingga kata 'OK' seharusnya sudah mulai tidak populer lagi.

Namun, nyatanya kata tersebut terus populer karena menurut Read terus digunakan oleh operator telegraf setelah masa kampanye. Sampai akhirnya sekitar tahun 1870-an, kata 'OK' dijadikan patokan umum oleh operator telegraf untuk mengungkapkan bahwa transmisi telah diterima.

Tak hanya itu, kata 'OK' juga dirasa lebih singkat dan ringkas daripada kata 'yes'.

Pada kenyataannya, asal usul kata 'OK' tidak diketahui secara pasti mana yang paling tepat karena masih terdapat asumsi-asumsi lain selain pemaparan di atas, seperti beberapa pihak yang meyakini bahwa kata 'OK' berasal dari bahasa Choctaw Native American, bahasa masyarakat Skotlandia 'och aye', bahasa Yunani 'ola kala', atau bahasa Prancis 'Aux Cayes'.

Seluruh asumsi ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa kata 'OK' berasal dari gabungan seluruh asumsi-asumsi ini, sehingga tidak heran jika kata tersebut bisa terus populer digunakan sampai saat ini di seluruh dunia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini