Sukses

Suhu Ekstrem, Pengungsi di Yunani Dikhawatirkan Mati Kedinginan

Badan kemanusiaan memperingatkan, pengungsi Yunani bisa mati kedinginan jika tak memperoleh di tempat tinggal layak akibat suhu esktrem.

Liputan6.com, Athena - Badan kemanusiaan telah memperingatkan, pengungsi di Yunani bisa meninggal karena kedinginan jika tak memperoleh di tempat tinggal yang layak karena akibat ekstremnya suhu musim dingin kali ini.

Salju setinggi satu meter mengubur sebagian wilayah di Yunani, di mana suhu minus terendah dapat mencapai suhu 18 derajat Celcius. Sejumlah saluran komunikasi dan jalan pun tak berfungsi di beberapa pulau.

Kamp pengungsi di Moria, Pulau Lebos, terdapat 15.000 pengungsi tinggal di tenda-tenda yang sebenarnya diperuntukkan untuk cuaca hangat.

Menurut laporan media Yunani, setidaknya seorang pria Afghanistan meninggal akibat kedinginan pada minggu lalu. Sementara itu badan PBB untuk pengungsi, UNHCR, bergegas mendistribusikan selimut termal dan bahan bakar pemanas, serta memasang pemanas listrik dan sekat.

Sebanyak 21.000 tempat telah ditemukan untuk mengakomodasi mereka yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem, yakni dengan tinggal di apartemen dengan keluarga angkat. Sementara itu terdapat 700 tempat lain yang diperuntukkan untuk anak-anak tanpa pendamping.

Namun kelompok HAM menyeru kepada Pemerintah Yunani agar bertindak cepat untuk mengurangi kepadatan penduduk, yakni dengan memindahkan pengungsi yang paling berisiko di sejumlah pulau di Yunani ke daratan utama.

Pihak berwenang juga menuai kritikan karena tidak mempersiapkan pengungsi tempat yang lebih baik untuk menghadapi musim dingin ekstrem. "Eropa harus berhenti membuat kehidupan para migran dan pengungsi menjadi lebih menyedihkan," ujar Medicins Sans Frontieres (MSF) dalam sebuah pernyataan.

"Kami khawatir. Lambatnya pendaftaran atau identifikasi individu yang rentan dan sebelumnya, keterbatasan tempat tinggal yang layak di daratan utama menjadi faktor penundaan pemindahan," ujar juru bicara UNHCR di Jenewa, Adrin Edwards, seperti dikutip dari Independent, Selasa (10/1/2017).

Pada Desember lalu, Uni Eropa, kelompok bantuan, dan otoritas Yunani dituduh ceroboh dalam menangani dana bersama senilai 90 juta Euro. Dana tersebut seharusnya disisihkan untuk memperbaiki kapabilitas kamp sebelum salju pertama turun pada bulan lalu.

Komisi Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keadaan pengungsi merupakan tanggung jawab pertama dan terpenting bagi otoritas Yunani.

Menurut PBB, sebanyak 182.500 pengungsi dan migran tiba di Yunani pada 2016, di mana angka tersebut turun sebanyak satu per tiga di bandingkan 2015.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.