Sukses

Untuk Kali Pertamanya, China Berstatus 'Darurat Asap'

Dalam kasus ekstrem, visibilitas yang terjadi kemungkinan akan berada di bawah 50 meter.

Liputan6.com, Beijing - China mengeluarkan peringatan merah -- level tertinggi dari sistem peringatan polusi udara-- untuk kabut asap yang tengah menyelimuti Negeri Tirai Bambu itu.

Status darurat pada level itu merupakan yang pertama kalinya diterapkan untuk masalah tersebut.

Dilansir dari CNN, Rabu (4/1/2016), observatorium nasional China mengeluarkan peringatan kabut asap sejak Selasa 3 Januari 2017 untuk sejumlah daerah utara dan timur. Diikuti sekitar 24 kota lainnya.

"Pada Rabu, kabut tebal di bagian wilayah Beijing-Tianjin-Hebei akan mengurangi visibilitas kurang dari 500 meter, serta di Provinsi Henan, Shandong, Anhui dan Jiangsu," kata Pusat Meteorologi Nasional setempat.

Dalam kasus ekstrem, visibilitas yang terjadi kemungkinan akan berada di bawah 50 meter di daerah tersebut.

Badan itu juga memperbarui peringatan level oranye untuk kabut asap pada periode yang sama di utara, wilayah timur dan tengah China karena polusi yang terus memburuk sejak Jumat 30 Desember 2016.

"Kabut dan asap di beberapa wilayah akan mulai menipis pada Rabu dan Kamis (4-5 Januari 2017) seiring kedatangan gelombang dingin," jelas badan itu.

Sebelumnya pada hari pertama tahun 2017 di Beijing, konsentrasi partikel kecil yang masuk ke paru-paru meningkat menjadi 24 kali lipat dari yang direkomendasikan Badan Kesehatan PBB (WHO).

Setidaknya lebih dari 100 jadwal penerbangan dibatalkan. Sama halnya dengan perjalanan bus antarkota yang berangkat dari bandara utama di Beijing.

Di kota pelabuhan Tianjin, lebih dari 300 penerbangan terpaksa dibatalkan. Ramalan cuaca memperingatkan, kabut asap tebal akan bertahan hingga 5 Januari. Tak hanya itu, seluruh jalan raya di kota itu juga mengalami jarak pandang pendek sehingga memicu bahaya bagi para pengemudi.

Jutaan orang di China pun tak bisa menikmati perayaan Tahun Baru 2017 dengan nyaman. Perkaranya adalah tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan.

Pencemaran udara juga telah menyebabkan penutupan jalan dan pembatalan penerbangan menyusul peringatan bahaya yang dikeluarkan oleh sejumlah kota di Tiongkok. Demikian seperti dilansir The Guardian, Senin 2 Januari 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.