Sukses

Rasakan Sensasi Berciuman Jarak Jauh dengan Alat Ini

The Kissinger dicetuskan oleh Dr Hooman Samani, seorang Direktur AIART Lab (Artificial Intelligence and Robotics Technology Laboratory).

Liputan6.com, Inggris - Terobosan baru dalam bidang teknologi terus dikembangkan oleh para ahli di dunia. Keinginan menghadirkan ponsel android yang memiliki spesifikasi tercanggih makin memacu mereka untuk membuat inovasi terliar yang terkadang di luar akal sehat seseorang.

Sejatinya handphone atau telepon genggam adalah perangkat komunikasi elektronik yang mempunyai kesamaan dengan telepon konvensional.

Bedanya, sebuah ponsel dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon.

Lewat HP, biasanya para penggunanya hanya bisa mendengarkan suara lawan bicara.

Namun, di tangan seorang mahasiswi yang tengah mengambil gelar PhD-nya di City University, London, Inggris, dengan perangkat yang ukurannya tidak lebih besar dari telapak tangan itu, si pemakainya bisa merasakan sensasi berciuman dengan lawan bicaranya, padahal dipisahkan oleh jarak. Bagaimana bisa?

Seperti dilansir dari Oddity Central, Selasa (3/1/2017), The Kissinger pertama kali dicetuskan oleh Dr Hooman Samani, seorang Direktur AIART Lab (Artificial Intelligence and Robotics Technology Laboratory) di Singapura.

Alat berciuman ini terbuat dari karet silikon yang berbentuk robot kelinci. Di bagian bibir robot terdapat sebuah panel silikon berbentuk bibir. Saat ingin mencium kekasih yang keberadaannya terpisah ribuan kilometer, Anda bisa menggunakan perantaraan bibir silikon.

Hal yang sama juga dilakukan juga oleh pasangan Anda. Kissinger akan mengirimkan gerak sensorik dari bibir dua orang itu sebagai simulasi ciuman.

Metode Kissinger yang diciptakan oleh Emma Yann Zhang, mahasiswi di City University London memiliki cara kerja yang sama. Namun desainnya jauh lebih praktis.

Kissinger yang dibuatnya berupa silikon pembungkus smartphone yang bagian bawahnya terdapat bentuk bibir. 

Dengan alat itu, ponsel penerima bisa menirukan gerakan bibir si pengirim. 

Emma menuturkan ide pembuatan The Kissinger tidak hanya digunakan untuk menjalin hubungan agar tetap romantis.

Perangkat ini bisa juga digunakan oleh para orangtua yang ingin memberikan ciuman di pipi pada anak-anaknya. Karena Emma percaya suatu hari nanti, manusia akan bisa lebih intim dengan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Keintiman tersebut bisa terjalin dengan berbagi sebuah ciuman.

"Penelitian ini tidak mencoba menyimpulkan soal etis atau tidaknya untuk memiliki hubungan intim dengan robot," jelas Emma.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.