Sukses

Oman Pulangkan Ratusan Pekerja Paksa Korea Utara

Korea Utara mengirimkan warga negaranya menjadi pekerja paksa di luar negeri sebagai sumber devisa rezim Kim Jong-un.

Liputan6.com, Seoul - Sekitar 300 pekerja Korea Utara di Oman telah dipulangkan. Mereka diduga dipaksa dipekerjakan sebagai buruh di negeri orang untuk menghasilkan pundi-pundi uang bagi rezim Pyongyang.

Laporan Radio Free Asia (RFA) pada Kamis lalu mengatakan bahwa, menurut Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Korea (KOTRA) yang berkedudukan di Seoul, para pekerja itu telah diminta pulang.

Para pekerja Korea Utara dikirim ke proyek-proyek konstruksi pada 2015, demikian menurut makalah KOTRA tentang tren dan isu politik dalam perdagangan Oman dengan Korea Utara.

Menurut RFA, laporan itu berbunyi, "Semua pekerja Korea Utara yang bermukim di Oman dikembalikan ke tanah airnya."

Oman adalah salah satu dari beberapa negara Timur Tengah yang disebutkan menjadi tuan rumah bagi para pekerja paksa dari Korea Utara.

Menurut laporan tersebut, sejumlah negara lain di kawasan itu yang menerima para pekerja paksa Korut adalah Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Libya.

Para pejabat Korea Utara seringkali diciduk di negara-negara ketiga ketika sedang kembali ke Pyongyang untuk membawa penghasilan para pekerja paksa.

Para pekerja paksa yang dipulangkan membawa sedikit uang yang diperoleh di situs konstruksi Oman. Uang itu diduga sebagai bagian kompensasi yang boleh mereka simpan, sedangkan sebagian besar dilaporkan diambil oleh pemerintah Kim Jong-un.

Pada Kamis lalu, Cho Joon-hyuk, juru bicara Kementrian Luar Negeri Korea Selatan, mengatakan bahwa para pekerja itu dipulangkan sebagai tanggapan pemerintah Oman terhadap desakan "untuk mengambil langkah-langkah terkait keprihatinan internasional tentang para pekerja Korea Utara di luar negeri."

Secara keseluruhan, pengiriman tenaga kerja Korea Utara ke luar negeri berkisar pada angka 50 ribu, demikian menurut suatu perkiraan pihak Korea Selatan. Dari para pekerja itu, rezim Kim Jong-un meraup hingga US$ 300 juta (Rp 4 triliun) setiap tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.