Sukses

Para Pendukung Donald Trump Dilarang Makan di Kafe Ini

Robert terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Trump. Ia melarang siapapun yang mendukung miliarder itu makan di kafenya.

Liputan6.com, Hawaii - Demam anti-Donald Trump masih terus berlanjut. Sebuah kafe di Honolulu, Hawaii menolak melayani siapa pun yang memilih Trump dalam pemilu presiden Amerika Serikat (AS) pada November lalu.

"Jika Anda memilih Trump, Anda tidak boleh makan di sini! Tak boleh ada Nazi," tulis sang pemilik kafe, Robert dan Jali Warner seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu, (28/12/2012).

Langkah para pemilik kafe itu pun menuai komentar. Beberapa orang tidak terlalu senang dengan keputusan mereka yang "membeda-bedakan" tamu.

"Ini bernada diskriminasi! Sama halnya seperti diskriminasi yang dilakukan sebuah toko roti yang tidak ingin memanggang roti untuk kelompok tertentu...," tulis seseorang di laman Facebooknya.

Seseorang yang lain pun menulis, "Aku datang dari negara yang pernah melarang kelompok tertentu masuk ke restoran, dan itu membuatku sangat sensitif dengan yang Anda lakukan. Atau dengan kata lain, aku tidak paham mengapa seseorang tidak diizinkan masuk ke sebuah kafe hanya karena mereka kulit hitam atau gay atau Yahudi, atau bahkan memilih Trump".

Kepada Fox News, Jali Warner menjelaskan, ia dan Robert sama sekali tidak berencana untuk bertanya kepada setiap tamu siapa kandidat yang mereka pilih dalam pilpres lalu. Mereka juga tidak bermaksud untuk tidak melayani para pendukung Trump.

"Robert hanya ingin mengungkapkan betapa dia sangat tidak suka dengan Trump. Jika banyak orang merasa tersinggung atau sakit hati, maka tak ada yang bisa kami lakukan. Kami hanya katakan pilihan ada di tangan mereka. Kami tidak memaksa," ujar Jali.

Perempuan itu berjanji bahkan jika seseorang datang dengan memakai kaos bergambar Trump, ia akan tetap dapat menikmati hidangan dengan tenang.

"Kami tidak meletakkan sesuatu yang berbeda pada makanan Anda. Kami tidak ingin menciptakan masalah. Sudah ada cukup banyak persoalan di dunia," kata perempuan itu.

Jali menambahkan, hanya sedikit orang yang komplain dengan "tanda" anti-Trump tersebut. Menurut Real Clear Politics, Hawaii merupakan blue state atau pendukung Demokrat.

Dalam pilpres lalu, Hillary Clinton meraih 62 persen dukungan dari warga Hawaii.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini