Sukses

Selain Indonesia, Ini 5 Negara yang Meluncurkan Uang Baru

Tak hanya Indonesia, berikut 5 negara yang meluncurkan uang baru beserta kisah dibaliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) resmi mengeluarkan satu seri uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016. Peluncuran uang baru tersebut dilakukan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada Senin 19 Desember 2016.

Terdapat 11 uang rupiah baru dalam seri tersebut, yang terdiri dari tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam. Sebanyak 12 gambar pahlawan nasional ditampilkan dalam uang rupiah baru.

Uang rupiah kertas yang diluncurkan terdiri dari nominal Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sementara uang rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.

Tidak hanya Indonesia, sejumlah negara berikut baru saja dan akan mengeluarkan uang baru. Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 di antaranya:

1. Inggris

Pecahan uang 5 pound sterling yang baru (Bank of England)

Pada September lalu, Bank of England mengeluarkan pecahan uang 5 pound sterling. Namun uang yang terbuat dari kertas dan diklaim dapat bertahan hingga lima tahun itu menuai kontroversi, khususnya dari para vegan.

Pasalnya, uang tersebut menggunakan lemak hewan dalam produksinya. Dilansir Euro News, proses tersebut melibatkan sejumlah kecil lemak seperti yang dapat ditemukan di sejumlah produk sabun dan lilin yang berasal dari produk-produk limbah hewan.

Sementara itu Bank of England mengklaim tidak menyadari adanya penggunaan lemak ketika menandatangani kontrak produksi dengan pemasok Innovia. Kepala bank Inggris itu mengatakan, pihaknya sedang mencari solusi terbaik secepatnya untuk mengatasi masalah tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Malawi dan Kanada

2. Malawi

Presiden Peter Mutharika saat menerima uang pecahan K2000 dari Gubernur Reserve Bank of Malawi, Charles Chuka (Malawi 24)

Presiden Malawi, Peter Mutharika, menyambut pecahan uang kertas baru dengan nominal 2000 Kwacha (K2000) yang diserahkan langsung oleh Gubernur Reserve Bank of Malawi, Charles Chuka.

Sudah menjadi kebiasaan di Malawi bahwa setiap uang kertas baru harus diberikan kepada kepala negara sebelum disirkulasikan. "Saya yakin bahwa uang baru ini dapat meringankan beban orang-orang dari membawa banyak uang selama melakukan transaksi," ujar Mutharika.

K2000 yang saat ini menjadi nominal terbesar di Malawi, akan diedarkan pada Senin, 19 Desember waktu setempat. Dilansir Malawi 24, sejumlah kalangan berpendapat bahwa diperkenalkannya K2000 merupakan indikasi bahwa mata uang Malawi sedang tidak stabil dan belum kunjung pulihnya perekonomian.

3. Kanada

Bill Morneau berdiri di samping Wanda Robson sesaat setelah Viola Desmond terpilih menjadi sosok yang akan diabadikan dalam pecahan uang 10 dolar Kanada (Reuters)

Menteri Keuangan Kanada Bill Morneau dan Gubernur Bank of Canada Stephen Poloz mengumumkan bahwa seorang aktivis kulit hitam, Viola Desmond, akan menjadi perempuan pertama yang akan diabadikan dalam pecahan uang 10 dolar Kanada.

Dilansir CBC News, Desmond akan menggantikan perdana menteri pertama Kanada, Sir John A. Macdonald, dalam pecahan uang tersebut. Desain dan fitur keamanan dari uang tersebut tidak akan diungkap hingga diedarkan pada 2018.

"Ini merupakan hari besar di mana perempuan akan hadir di dalam uang kertas. Ini adalah hari besar di mana kakak saya akan diabadikan dalam uang kertas," ujar adik perempuan Desmond, Wanda Robson, yang saat ini berusia 89 tahun.

Robson juga mendeskripsikan Desmond sebagai perempuan yang sangat peduli terhadap orang-orang. "Ia menginspirasi mereka seperti ia menginspirasi kita," ujar dia.

3 dari 3 halaman

India dan Venezuela

4. India

Uang pecahan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah India, Rabu (15/11). Pemerintah India menetapkan kebijakan menarik pecahan 500 dan 1.000 Rupee dan menggantinya dengan uang pecahan 2.000 Rupee. (REUTERS)

Pada 8 November lalu, Pemerintah India memutuskan untuk menarik dua pecahan mata uangnya, yakni 500 Rupee dan 1.000 Rupee. Keputusan yang diumumkan secara mendadak itu telah menimbulkan 'kegaduhan'.

Pasalnya, pecahan uang tersebut akan ditarik dari peredaran atau dikenal dengan demonetisasi. Warga yang memiliki pecahan uang itu pun berbondong-bondong menukarkan uang tersebut dengan pecahan lain.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyebut bahwa kebijakan itu ditujukan untuk mengatasi korupsi, kepemilikan uang tunai ilegal, serta pencucian uang. Menurut sejumlah laporan, 500 dan 1.000 Rupee menjadi pecahan yang paling sering digunakan warga untuk menyimpan uangnya secara tunai, guna menghindari pajak.

Sebagai gantinya, pemerintah merilis uang kertas pecahan 500 rupee dan 2.000 rupee dengan fitur keamanan baru. Tak dijelaskan mengapa penarikan 1.000 rupee justru digantikan dengan nominal yang lebih tinggi.

5. Venezuela

Penarikan uang pecahan 100 bolivar menyebabkan kisruh di negeri yang sedang dilanda krisis tersebut. (Sumber Correo del Orinoco)

Pemerintah Venezuela memutuskan untuk menarik uang pecahan senilai 100 Bolivar. Keputusan yang diumumkan pada 15 Desember tersebut menimbulkan kebingungan terhadap masyarakat.

Warga Venezuela diberi waktu 72 jam untuk menyetor mata uang 100 Bolivar, sebelum resmi dianggap tidak berlaku. Sebagai penggantinya, terdapat 6 uang kertas dan 3 uang koin baru yang diluncurkan.

Menurut Central Bank Communique seperti dilansir The Guardian, uang kertas yang diluncurkan terdiri dari nominal 20.000, 10.000, 5.000, 2.000, 1.000, dan 500 Bolivar, sementara uang logamnya terdiri atas nominal yang lebih kecil.

Meski dijadwalkan akan beredar pada 15 Desember 2016, namun uang baru belum juga diedarkan. Saat ini warga Venezuela harus membawa segepok uang hanya untuk membeli makanan dan obat-obatan.

Pasalnya, menurut seorang mahasiswa di Caracas, uang pecahan 2, 5, 10 dan 20 Bolivar tidak ada manfaatnya karena inflasi yang luar biasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini