Sukses

Badai Mendadak Datang dan Gagalkan Serangan ISIS ke Israel

Saat ISIS menembaki patroli militer Israel di wilayah itu, tak lama kemudian badai membawa awan hitam bergerombol menutup pandangan mata.

Liputan6.com, Golan Heights - Pada akhir November lalu, di Dataran Tinggi Golan atau Golan Heights, terjadi pertempuran perdana antara ISIS dan Israel.

Anggota militan itu menembaki patroli militer Israel, yang berada di wilayah Dataran Tinggi Golan. Pesawat Israel dilaporkan menembak sebuah kendaraan bersenjata api di Suriah dan menewaskan 4 orang penumpang mobil yang merupakan militan ISIS.

Meski gagal, ISIS tak berhenti. Pada pekan minggu lalu, kelompok itu mencoba mendekati Dataran Tinggi Golan kembali.

Namun, kali ini, alam berpihak kepada Israel.

Dilaporkan, saat ISIS menembaki patroli militer Israel di wilayah itu, tak lama kemudian badai membawa awan hitam bergerombol menutup pandangan mata di antara perbatasan Israel dan Suriah.

Berkat badai itu, tembak-menembak pun berhenti. Sebuah rekaman video memperlihatan dahsyatnya badai itu.

Rekaman itu kemudian viral di sosial media. Netizen Israel menyebut badai itu 'dikirim oleh Tuhan' untuk menahan ISIS memasuki negaranya, dengan tagar 'hand of Hashem' atau Tangan Tuhan. Demikian dikutip dari inquisitr, pada Senin (19/12/2016).

Dalam Facebook yang diviralkan oleh Israel News Online, mereka menulis, "fenomena alam yang terjadi pada pukul 8.00 di perbatasan Suriah Israel, saat serangan ISIS terjadi."

"Fenomena badai aneh ini terlihat seperti debu, awan dan hujan tapi tidak menghampiri pagar pembatas Israel. Ia seperti berada di tengah-tengah antara ISIS dan Israel," lanjutnya.

Warga Israel mengklaim bahwa badai itu adalah campur tangan Tuhan dan usaha melindungi tanah itu dari ISIS.

Kendati demikian, banyak yang memandang hal itu normal. Tak sedikit yang mengatakan rekaman manipulatif.

Berikut rekaman videonya, bagaimana menurut Anda?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertempuran Perdana ISIS vs Israel

Sejauh ini Israel tidak terlalu terpengaruh oleh perang yang tengah berkecamuk di negara tetangganya.

Namun apa yang terjadi di wilayah selatan Golan Heights pada akhir November jelas berbeda. Merupakan hal yang langka bagi militan ISIS untuk menyerang prajurit Israel di perbatasan itu.

Menurut keterangan Letnan Kolonel Peter Lerner, juru bicara militer Israel, ISIS menyerang patroli Israel dengan membawa senjata mesin dan mortir, sebelum akhirnya mengubah haluan dan kembali mengarahkan tembakan ke Suriah.

Membalas serangan tersebut pihak Yerussalem menggunakan serangan udara, membidik, dan menembak kendaraan tersebut. Empat orang militan yang berada di dalam kendaraan bersenjata tersebut tewas.

Letkol itu juga menyebutkan tidak ada prajurit Israel yang terluka dalam serangan tersebut. Demikian dilansir dari CBSNews.com

Golan Heights awalnya merupakan wilayah Suriah, namun Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari tangan Suriah pada tahun 1967 dalam Perang Enam Hari.

Pada awal Perang Yom Kippur 1973, Suriah berhasil merebutnya kembali, namun serangan balik Israel berhasil mengusir Suriah dari sebagian besar Dataran Tinggi Golan.

Di dataran tinggi itu terdapat pula bukit-bukit yang pada Perang Arab-Israel selalu diperebutkan, seperti Bukit Hermon dan Bukit Booster. Kedua bukit ini merupakan pusat pengamatan tentara Israel yang dikenal dengan 'Mata Israel'.

Sementara itu, mantan kepala intelijen militer dan merupakan direktur Institute for National Security Studies, Amos Yadlin, mengatakan belum ada informasi rinci yang menyatakan bahwa serangan tersebut dilancarkan berdasarkan kebijakan ISIS atau inisiatif militan sendiri.

Yadlin juga mengatakan selama ini ISIS selalu menghindari menyerang Israel. Namun dengan adanya serangan tersebut, kelompok teror itu diduga tengah mencari kemenangan propaganda dengan menyerang Israel.

"Kita harus memperhatikan dengan seksama apakah ini merupakan kebijakan dari ISIS. Menurutku serangan tersebut tidak direncanakan," kata Yadlin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.