Sukses

Para Jenderal Militer Menangis Ketakutan Saat Kim Jong-un Mabuk?

Kim Jong-un dikabarkan mabuk, mengancam pemimpin militer sampai mereka menangis.

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong-un dikabarkan mabuk dan mengancam pemimpin militer sampai mereka menangis.

Diktator muda asal Korea Utara (Korut) itu dilaporkan tengah mabuk, dan mengancam para jenderal militernya sampai mereka terharu dan menangis. Hal itu kabarnya dilakukan saat tamasya bersama baru-baru ini ke sebuah vila saat musim panas.

Saat itu, Kim Jong-un dilaporkan minum alkohol terlalu banyak dan mulai mencaci-maki perwira senior di sekelilingnya. Ia lantas disebut-sebut memerintahkan mereka untuk menulis 'pengakuan dosa' atas kegagalan mereka.

Khawatir dieksekusi atau deportasi paksa, banyak dari mereka yang diancam Kim Jong-un dilaporkan mulai menangis.

"Tak ada satu pun dari kalian mampu menghasilkan bahkan satu satelit militer, itu adalah kesalahan yang sepadan dengan pengkhianatan," kata pemimpin Korea Utara seperti dikutip dari Washington Times, Rabu (14/12/2016).

Keesokan harinya, sang pemimpin Korut tampaknya lupa dengan kejenakaan pada malam sebelumnya.

"Mengapa kamu berkumpul di sini?" tanya Kim. "Hati-hati tentang kesehatan Anda karena Anda semua sudah tua," katanya seperti dilaporkan International Business Times.

Wajar para perwira militer takluk di depan sang diktator muda. Hukuman yang diberikan oleh Kim Jong-Un memang membuat siapapun yang mendengarnya merinding.

Tak tanggung-tanggung, sanksi tersebut bahkan bisa berujung pada hilangnya nyawa.

"Pemerintah menggunakan ancaman penahanan, kerja paksa, dan eksekusi publik untuk memastikan ketaatan dan menerapkan pembatasan keras pada kebebasan informasi dan pergerakan," demikian dilaporkan Human Rights Watch.

Kim Jong-un sebelumnya mengeksekusi sejumlah pejabat dengan berbagai alasan. Ia bahkan menghukum mati pamannya sendiri.

Jang Song-Thaek telah dieksekusi mati 12 Desember 2013. Paman penguasa muda Korea Utara Kim Jong-un itu bahkan telah dihapus dalam segala dokumen dan dokumenter. 'Diuapkan' dari sejarah, dianggap tidak pernah ada.

Korut mengumumkan pada 13 Desember 2013 bahwa mereka telah mengeksekusi Jang Song-Thaek, setelah ia terbukti bersalah melakukan "aksi pengkhianatan".

Jang adalah suami bibi Kim Jong-un sekaligus adik kandung 'Dear Leader', Kim Jong-il. Jang diyakini menjadi mentor politik keponakannya saat menggantikan ayahnya pada 2011.

Meski dipandang sebagai orang paling berkuasa di Korut, Jang dipermalukan dengan digiring keluar dari rapat khusus partai oleh tentara. Ia juga dilucuti dari segala gelar dan jabatan.

Kantor berita Korut KCNA mengabarkan, dalam persidangan di pengadilan militer, Jang telah mengaku bersalah berusaha menggulingkan negara. Karena itu ia segera dieksekusi.

Di sisi lain, para analis mengajukan teori bahwa kejatuhan Jang adalah karena ia terang-terangan menjadi pengagum reformasi ekonomi ala China. Yang dianggap tak cocok untuk negeri paling menutup diri dan rakyatnya di muka Bumi: Korut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.