Sukses

Top 3: Kajian Ilmiah Tentang Ciri Khas Calon Teroris

Kajian psikologi dapat membantu dinas intelijen untuk menemukan ciri-ciri dan perilaku seseorang sebelum orang itu menjadi teroris.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti kisah dalam film James Bond, ternyata dinas intelijen MI5 memiliki kesatuan yang menelaah psikologi manusia untuk mencirikan calon teroris.

Penggunaan ilmu psikologi untuk keperluan intelijen tersebut menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Selasa (13/12/2016) sore.

Selain psikologi, manusia menggunakan sejarah dan antropologi untuk mengungkapkan budaya dan kebiasaan di masa lalu. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata masyarakat di kawasan Cerro Sechin, Peru, pada 3.600 tahun lalu melakukan praktik ritual tumbal manusia.

Psikologi dan antropologi juga membantu pembaca mengerti tentang suatu sisi gelap budaya Jepang, yaitu ketika sekelompok orang menarik diri dari masyarakat dan 'raib' selamanya karena malu atau merasa kalah. Apalagi Jepang termasuk negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. Ini 3 Perilaku Calon Teroris yang Dikuak oleh Ilmuan 'James Bond'

Ilustrasi Teroris Terkaya

Pernah mendengar BSU atau Behavioural Science Unit? Mungkin baru kali ini baru terdengar.

BSU adalah sebuah unit spesial yang rahasia yang menempel di dinas intelijen dan keamanan Inggris, M15. Kantor 'James Bond' itu menginvestigasi tiap aktivitas terorisme.

Dikutip dari BBC, Senin 12 Desember 2016, isi dari unit ini bukan makhluk kasat mata dengan segelintir ilmu atau sebaliknya.

Setiap anggota BSU adalah peneliti yang berkualifikasi, dan memiliki pendidikan minimal master bahkan di antaranya bergelar Phd.

Pekerjaan mereka adalah mencari tanda-tanda perilaku dari tiap individu yang mengidentifikasikan bahwa mereka tengah mempertimbangkan serangan terorisme.

Selanjutnya...


2. Temuan Mengerikan Praktik Upacara 'Tumbal' Manusia di Masa Lalu

Ukiran kisah pengorbanan manusia di Peru purba. (Sumber Flickr/Hernesto)

Pada 1600 SM tidak ada internet, televisi, ataupun media cetak. Dengan demikian, orang pada masa itu menyebarkan pesan menggunakan ukiran-ukiran di gua-gua, termasuk temuan di utara Peru.

Di masa kini, para ahli masih bertanya-tanya tentang pesan yang hendak disampaikan dalam ukiran-ukiran di Cerro Sechin di Peru.

Dikutip dari Ancient Origins pada Selasa 13 Desember 2016, lebih dari 300 gambar yang ada menggambarkan pengorbanan manusia dan kekejian peperangan.

Selanjutnya...


3. Generasi 'Raib' di Jepang, Siapa dan ke Mana Mereka Kini?

Kawasan kumuh Sanya (Sumber flickr)

Pada 1980, seorang mahaguru bela diri Jepang bernama Ichiro yang baru menikah dengan Tomoko, memiliki harapan berbunga-bunga. Mereka tinggal di Saitima, suatu kota sejahtera dekat Tokyo.

Mereka kemudian memiliki anak bernama Tim, membeli rumah, dan mengambil pinjaman bank untuk membuka restoran pangsit.

Mendadak, pasar ambruk dan pasangan itu berada dalam lembah utang yang dalam. Sama halnya dengan ratusan ribu warga Jepang lainnya, mereka menjual rumah mereka, berkemas lalu menghilang. Selamanya.

Dikutip dari News.com.au, Senin 12 Desember 2016, Ichiro mengatakan, "Orang-orang pengecut. Mereka ingin menyerah, lalu menghilang dan muncul lagi di tempat lain yang tak diketahui orang."

Selanjutnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini