Sukses

Jatuhkan Ponsel Pintar di Pesawat Bisa Picu Ledakan, Benarkah?

Kebakaran baterai sebagai salah satu penyebab pendaratan darurat, termasuk penerbangan Qantas dari Sydney ke Los Angeles pada Juni lalu.

Liputan6.com, Sydney - Tak sengaja jatuhkan ponsel dan mengambilnya lagi adalah hal normal dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, jangan pernah jatuhkan ponsel pintar di penerbangan. Hal itu bisa jadi petaka besar dalam pesawat. Demikian peringatan dari Otoritas  Keselamatan Penerbangan Sipil Australia atau CASA.

CASA mengatakan, ponsel pintar yang jatuh ke mekanisme kursi pesawat bisa hancur jika kursi itu tengah diselaraskan oleh si empunya alias penumpang yang duduk di kursi itu. Ada kemungkinan merusak baterai litium di ponsel itu dan membuat ponsel itu panas hingga memicu kebakaran.

Dikutip dari News.com.au pada Senin (12/12/2016) kebakaran baterai sebagai salah satu penyebab pendaratan darurat, termasuk penerbangan Qantas dari Sydney ke Los Angeles pada Juni lalu.

Dalam insiden Qantas itu, ponsel pintar seorang penumpang jatuh dan berada di antara kursi dan kemudian hancur kala penumpang lainnya memundurkan kursi. Pemilik ponsel itu lalu mencoba menyalakannya. Namun, baterai yang hancur itu terbakar. Untungnya api bisa dipadamkan oleh kru.

CASA mengatakan, angka insiden semacam itu makin meningkat. Hal itu karena makin tingginya desain ponsel yang lebih langsing dan menuntut kekuatan dari baterai itu.

Terkait dengan majunya teknologi yang membahayakan seperti itu, pihak penerbangan telah mewanti-wanti para penumpang jangan menggerakkan kursi mereka jika ponsel terjatuh dan hilang di antara sela kursi.

Sementara itu, pihak manufaktur pesawat akan membuat desain baru kursi yang meminimalisir bahaya.

"Penumpang harus ingat untuk tidak menggerakkan kursi jika telepon hilang dalam penerbangan dan segera minta bantuan kru," kata CASA dalam pernyataannya.

"Jika telepon rusak, kru kabin harus segera diberi tahu," lanjutnya.

Rusak dan hilangnya telepon sudah dikategorikan oleh CASA sebagai daftar risiko keamanan paling berbahaya tahun 2016.

Baterai litium dan baterai portable berada di urutan kedua. CASA mengatakan penumpang juga kerap membawa baterai cadangan ke kabin dan itu ternyata berbahaya.

"Baterai cadangan seharusnya tidak dibawa ke kabin, hanya boleh dibawa terpisah dan dilindungi," lanjut pernyataan itu.

Selain baterai, hoverboard juga daftar baru yang membahayakan penerbangan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.