Sukses

Wisatawan Tewas Tersambar Petir di Gunung 'Keramat' Australia

Para tetua suku meminta warga pendatang agar tidak mendaki Gunung Mount Warning yang dipandang keramat dalam kebudayaan setempat.

Liputan6.com, Mount Warning - Seorang wisatawan asal Amerika Serikat meninggal dunia setelah tersambar petir di ketinggian pegunungan Mount Warning, negara bagian New South Wales (NSW), Australia.

Menurut laporan polisi, pria berusia 24 tahun itu sedang mendaki puncak gunung bersama dengan seorang wanita berusia 23 tahun. Keduanya adalah warga negara Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Sydney Morning Herald pada Kamis (8/12/2016), polisi menerima panggilan darurat 000 pada Selasa lalu, sekitar pukul 04.50 pagi, setelah dua pendaki gunung dari negara bagian Queensland menemukan pasangan tersebut di dekat Murwillumbah di perbatasan dua negara bagian.

Para pendaki gunung itu sedang mencoba mengejar fajar merekah. Ketika menemukan dua korban cedera, mereka mencoba melakukan pertolongan pertama (CPR) setidaknya selama 1 jam. Tapi pria yang terkena sambaran petir tadi tidak tertolong.

Kepala detektif Wayne Starling dari NSW Police mengatakan bahwa pada malam sebelumnya, pasangan korban telah menambatkan tenda mereka ke sebatang pohon.

Mount Warning. (Sumber smh.com.au)

Petir diduga menyambar pohon itu dan merambat melaluinya, lalu kemudian menyambar kaki pelancong pria hingga ia meninggal "seketika".

Starling menjelaskan, "Mereka (para pendaki) tidak dapat menolongnya. Benar-benar menyeramkan bagi teman wanitanya. Ia sangat terguncang."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kawasan Keramat bagi Suku Setempat

Sebenarnya, berkemah (camping) dilarang dilakukan di Mount Warning. Para tetua suku juga meminta warga pendatang agar tidak mendaki gunung yang dipandang keramat dalam kebudayaan setempat.

Namun demikian, perjalanan trekking 4 jam ke puncak cukup populer bagi mereka yang ingin melihat matahari terbit. Tempat itu mendapat julukan sebagai tempat pertama di Australia yang mengalami fajar merekah.

Bagian akhir trekking itu merupakan jalur batu yang hampir tegak lurus dan dilengkapi dengan rantai. Sehingga, menurut polisi, pengambilan jasad pria tadi "sangat berbahaya".

Seorang juru bicara dari layanan ambulans NSW mengatakan bahwa pihak paramedis menangani sakit leher dan rambut wanita itu yang awut-awutan setelah tersambar petir. Ia kemudian dibawa ke Murwillumbah District Hospital untuk penanganan lanjutan.

Starling mengatakan bahwa "benar-benar tidak biasanya ada kejadian seperti ini" dan wanita itu "sangat beruntung" bisa luput dari maut dan hanya menderita cedera ringan.

(Sumber Google Maps)

Cuaca buruk sedang menyelimuti kawasan itu, tapi para pendaki yang menemukan pasangan nahas tersebut mengatakan bahwa keadaan di permukaan rendah tidak memberikan petunjuk apapun tentang keadaan cuaca buruk itu.

Sebuah helikopter gagal mendekat ke puncak gunung karena terhalang cuaca buruk, sehingga 15 orang anggota regu penolong harus mendaki selama beberapa jam untuk mengambil jenazah korban menggunakan tandu.

Pada Selasa siangnya, polisi sedang dalam proses menghubungi keluarga korban di Amerika Serikat.

Penduduk di kawasan itu mengatakan bahwa cuaca buruk berlangsung sepanjang Senin malam. Bukan hanya itu, sebenarnya ada rambu di Mount Warning yang meminta pada pendaki untuk tidak melebihi titik tertentu selagi ada badai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini