Sukses

Minta Pencarian Dilanjutkan, Keluarga Korban MH370 ke Madagaskar

Sejauh ini ada enam puing ditemukan di timur Afrika yang diduga berasal dari Malaysia Airlines itu.

Liputan6.com, Madagaskar - Keluarga dari korban pesawat Malaysia Air MH370 yang raib tiba di Madagaskar. Di negara di mana temuan puing yang diduga adalah bagian dari pesawat nahas itu, mereka memohon kepada pemerintah setempat agar pencarian dilanjutkan.

Dikutip dari BBC, Minggu (4/12/2016), sebelumnya paguyuban keluarga korban MH370 itu sudah berikrar akan pergi ke Madagaskar, mencari kebenaran dan puing-puing dengan tangan mereka sendiri. Dan merea membuktikan itu.

Seluruh puing yang diduga milik MH370 ditemukan di timur Afrika.

Pesawat itu menghilang saat lepas landas dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret 2014 dengan 239 penumpang serta kru di dalamnya.

Diduga, pesawat hilang itu jatuh di selatan Samudera Hindia.

Ketua paguyuban, Grace Subathirai Nathan, yang ibunya jadi salah satu penumpang MH370 yang hilang, dengan uang sendiri bersama enam anggota keluarga lainnya mendarat di Madagaskar. Mereka berasal dari tiga orang dari Malaysia, dua dari China dan satu dari Prancis.

"Kami ingin berbicara dengan orang sebanyak mungkin, ke NGO, ke misionaris, gereja-gereja untuk keberhasilan program pencarian ini," kata Nathan setelah sampai di Madagaskar.

Mereka mengatakan pencarian puing-puing itu sangat tidak sistematik dan penemuan-penemuan justru tak dihiraukan.

Pencarian MH370 dikonsentrasikan di barat pantai Australia, namun sejauh ini tak ada satupun puing ditemukan. Pencarian dihentikan hingga tahun depan sampai ada penemuan penting lainnya.

Sejauh ini ada enam puing ditemukan di timur Afrika yang diduga berasal dari Malaysia Airlines itu.

Paguyuban itu mengatakan, mereka akan menyebar brosur di Madagaskar yang berisi tips bagi para nelayan atau penduduk desa bagaimana mengenali puing pesawat.

Perjalanan mereka akan berakhir pada 11 Desember, kata pernyataan dalam Facebook oleh kelompok yang menamakan Voice 370.

Malaysia yang bertanggung jawab dalam pencarian puing itu. Kebanyakan temuan dikirim ke Australia untuk diselidiki

Otoritas Malaysia sempat dikritik karena lelet, namun mereka bersikeras bahwa butuh waktu untuk proses verifikasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.