Sukses

'Intel' Jerman yang Diduga ISIS Ternyata Eks Aktor Film Dewasa

Kasus ini membuat banyak pertanyaan bagaimana seorang pria dengan profil seperti itu bisa jadi intel Jerman.

Liputan6.com, Duesseldorf - Beberapa waktu lalu, pemerintah Jerman menangkap seorang pekerja di badan intelijen (Bfv). Pria itu ditangkap karena telah mengunggah hal berbau ekstremisme agama dan diduga menjadi simpatisan ISIS.

Ternyata, setelah diinvestigasi lebih lanjut, pria yang tak disebut namanya itu pernah berkarir sebagai aktor film khusus dewasa.

Pekerja itu dahulu kerap tampil sebagai aktor gay porno di bebarapa film dewasa. Meski demikian, 'masa lalunya' itu tak memiliki hubungan langsung dengan dugaan terorisme yang tengah ia rencanakan. Namun, akan diinvestigasi lebih lanjut. 

Menurut sejumlah kabar yang beredar, pria itu telah menjadi mualaf sejak 2014, tetapi keluarganya tak mengetahui soal kepindahannya menjadi muslim.

Jaksa penuntut di kota Duesseldorf mengatakan, sebuah investigasi kriminal kini tengah dilakukan kepada pria 51 tahun warga Jerman yang diduga tengah mempersiapkan rencana serangan terorisme yang membahayakan negara. Demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (4/12/2016).

Pria itu telah bekerja di Kantor Federal Jerman Khusus Perlindungan Konstitusi semenjak April 2016. Ia ditangkap pada 16 November karena telah membagi rahasia negara dan membuat pernyataan berbau agama di media sosial.

"Invetigasi berdasarkan bukti bahwa ia tengah menyiapkan serangan terorisme, membahayakan negara, serta membocorkan rahasia intelijen," tulis pernyataan jaksa penuntut.

"Di dunia maya, ia mengidentifikasikan dirinya sebagai mata-mata dan telah membocorkan informasi akurat termasuk isi dan lokasi," lanjut pernyataan itu.

Kasus ini membuat banyak pertanyaan bagaimana seorang pria --yang kini telah ditahan semenjak 17 November-- dengan profil seperti itu bisa bekerja untuk badan intelijen.

"Ada hal yang patut dipertanyakan dalam keamanan untuk lebih serius lagi memperhatikan pelamar," kata anggota parlemen dari Partai Social Demokrat Burkhard Lischka.

BfV merupakan badan intelijen domestik, sementara Federal Intelligence Service (BND) berurusan dengan intelijen asing.

Menurut kepala BfV kepada Reuters, diperkirakan ada 40.000 pemeluk Islam di Jerman, termasuk 9.200 Islam ultra-konservatif.

Bulan lalu, Jerman membekukan organisasi Islam garis keras yang bertanggung jawab menginspirasi 140 pemuda kabur ke Suriah.

Polisi Federal pada September lalu mengatakan, 800 warga Jerman terbang ke Suriah bergabung ISIS.

Kanselir Jerman Angela Markel pada Juli lalu bersumpah untuk meningkatkan keamanan dan memperketat antiterorime sehabis serangan yang dilakukan oleh para pencari suaka yang membanjiri negeri itu.

Merkel sendiri tengah dikritik habis-habisan kerena memberikan kebijakan buka pintu terhadap pengungsi Suriah dan Irak yang membuat 1 juta pencari suaka masuk Jerman semenjak 2015.

Jerman juga telah melarang organisasi garis keras termasuk ISIS tahun 2014 dan Tauhid Germany pada 2015.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.