Sukses

Polo Berkuda, Olahraga Asal Manipur yang Mendunia

Olahraga Polo berkuda kerap dimainkan di negara-negara bekas jajahan Inggris. Ternyata, olahraga itu berasal dari Manipur, India.

Liputan6.com, Imphal - Sebagai bagian dari wisata di wilayah Timur Laut India, sejumlah anggota delegasi asing berkesempatan berkeliling di negara bagian Manipur.

Liputan6.com merupakan satu-satunya perwakilan media dari Indonesia yang mendapatkan undangan dari Pemerintah India untuk mengunjungi International Tourism Mart 2016 yang diadakan di Imphal, ibukota negara bagian Manipur, India.

Pemerintah India menetapkan Sangai Festival di Manipur sebagai agenda tahunan pariwisata India untuk kawasan Timur Laut yang pernah bergolak di masa lalu.

Pada Minggu, 27 November 2016, Liputan6.com bersama-sama dengan delegasi asal Kamboja, Uni Emirat Arab, dan Jepang berkesempatan menyaksikan langsung babak semi final olahraga Polo berkuda di Mapal Kangjeibung, lapangan Polo di tengah kota.

(Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

Pertandingan tim India-B (Manipur) melawan tim Amerika Serikat (AS) itu merupakan bagian dari Manipur Polo International 2016 yang termasuk dalam rangkaian Sangai Festival 2016.

Walaupun memiliki strategi yang lebih sistematik, tim AS harus mengakui keunggulan tuan rumah dan menelan kekalahan.

Olahraga ini cukup rumit, karena memadukan kemahiran berkuda dengan koordinasi gerakan guna memukul dan mengarahkan bola berukuran kecil di lapangan.

(Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

Dalam pertandingan, S. Bimal Singh, kapten tim India-B (Manipuri) bahkan sempat terlempar dari kudanya hingga mengalami cedera pada dagu.

Selain risiko cedera pada manusia, Polo juga mengandung risiko pada kuda yang ditunggangi. Liputan6.com menyaksikan sendiri ketika bola yang dipukul pemain melejit ke arah mulut kuda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diakui Berasal dari Manipur

Salah satu papan iklan yang mencolok di pinggir lapangan pertandingan adalah pernyataan yang berbunyi "Manipur Gave the World the Game of Polo".

Membaca pernyataan itu, Manipur mengaku menjadi asal muasal olahraga Polo berkuda, walaupun olahraga tersebut cukup populer di negara-negara bekas jajahan Inggris.

Dari sejumlah sumber, dijelaskan bahwa olahraga yang dalam bahasa setempat dikenal sebagai pulu atau sagol sangjei (kuda dan tongkat) ini disaksikan oleh Kapten Robert Stewart dan Letnan Joseph Sherer pada 1859, dalam masa kolonial Inggris.

(Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

Mereka mengadopsi aturan pertandingan dan menamainya Polo dan kemudian menyebar di kalangan warga Inggris di Kolkata, lalu dibawa ke Inggris. Pertandingan pertama di Inggris berlangsung di Hurlingham pada 1869.

Lapangan Mapal Kangjeibung sendiri merupakan salah satu lapangan Polo tertua di dunia.

Sebagai catatan, klaim tentang asal usul olahraga ini juga diajukan oleh setidaknya Iran, Mongolia, dan China.

Melalui laporan Hindustan Times pada akhir 2014, Ich Tenger Giercke, kapten Genghis Khan Polo & Riding Club dari Mongolia, menjelaskan, "Versi Manipuri untuk permainan ini cukup serupa dengan yang di Mongolia, tapi aturannya lebih ketat."

"Olahraga itu sempat meredup di masa komunis. Baru sekarang bergeliat lagi," imbuhnya.

Ilustrasi permainan Polo di Barat. (Sumber British Polo Day)

3 dari 3 halaman

Kuda Poni Manipur

Kegiatan pertandingan internasional tersebut mendapat dukungan dari Manipur Horse Riding and Polo Association (MHRPA) yang menghidupkan kembali olahraga tradisional itu demi membantu penyintasan kuda poni khas Manipur.

Perkumpulan yang didirikan pada 1977 itu berupaya selama beberapa dekade untuk membantu sehingga pertandingan itu berhasil masuk dalam kalender tahunan Sangai Festival yang berlangsung 10 hari.

Pada pagi keesokan harinya, Senin 28 November 2016, Liputan6.com menyempatkan diri kembali ke lapangan Mapal Kangjeibung.

(Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

Menurut penjelasan kepala pemeliharaan kuda poni, salah satu perbedaan pertandingan tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya adalah penggunaan kuda-kuda poni dari Manipur. Di masa lalu, tim-tim asing membawa kuda-kuda mereka masing-masing.

Untuk keperluan pertandingan, lazimnya dipergunakan kuda poni jantan. Dalam perhelatan kali ini, ada sekitar 90 kuda poni yang dipersiapkan. Walaupun jarang, ada satu kuda poni betina yang dilibatkan.

Mengacu kepada Intenational Museum of the Horse, di masa awal integrasi Manipur ke dalam India pada 1949, hanya ada sekitar 500 kuda poni di sana.

Sekarang, ada sekitar 20 ribu kuda poni di seluruh negara bagian. Jenis kuda poni Manipur terkenal ulet dan kuat sehingga tidak perlu dipasangi tapal kuda.

(Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.